Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menikmati "Format Darurat" Liga Champions

13 Agustus 2020   08:02 Diperbarui: 13 Agustus 2020   07:52 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Drama PSG Vs Atalanta (okezone.com)

Berbeda dengan biasanya, babak perempatfinal, semifinal, dan Liga Champions musim 2019/2020 digelar dalam format turnamen mini. Tak ada leg kedua, atau dengan kata lain, ini merupakan rangkaian duel hidup-mati menuju gelar juara.

UEFA sendiri memutuskan demikian, agar Liga Champions musim ini bisa diselesaikan. Maklum, Liga Champions sempat macet sejenak, menyusul imbas pandemi COVID-19.

Turnamen kali ini digelar di Lisbon (Portugal), dengan Estadio Da Luz dan Estadio Jose Alvalade sebagai venue. Dua stadion ini adalah markas Benfica dan Sporting Lisbon, dua klub raksasa Liga Portugal, dengan Estadio Da Luz menjadi venue partai final, untuk pertama kalinya sejak musim 2013/2014.

Dimulai dengan kemenangan dramatis 2-1 PSG (Prancis) atas tim kuda hitam Atalanta (Italia) Kamis (13/8, dinihari WIB) turnamen mini Liga Champions  ini resmi dibuka. Partai ini tergolong dramatis, karena Neymar cs harus menunggu sampai menit-menit akhir injury time, untuk memastikan lolos ke semifinal.

Dalam partai ini, PSG yang lebih banyak menekan justru kebobolan lebih dulu lewat aksi Mario Pasalic di babak pertama. Beruntung, Marquinhos dan Eric Choupo-Moting mampu mencetak gol di menit ke 90 dan 94.

Capaian ini merupakan yang pertama buat PSG dalam 25 tahun terakhir. Di semifinal, Kylian Mbappe dkk akan bersua pemenang duel RB Leipzig (Jerman) Vs Atletico Madrid.

Sementara itu, semifinal lain akan mempertemukan pemenang duel Barcelona (Spanyol) Vs Bayern Munich (Jerman) dan Olympique Lyon (Prancis) Vs Manchester City (Inggris). Sebagai informasi, turnamen mini Liga Champions kali ini digelar tanpa penonton.

Melihat situasinya turnamen mini Liga Champions musim ini layak disebut sebagai "format darurat". Maklum, turnamen ini digelar dalam situasi darurat, karena pandemi Corona masih belum sepenuhnya reda.

Mungkin, kebanyakan pecinta bola akan merasa kagok dengan format ini. Tak ada lagi drama "Remontada" seperti yang dialami Barcelona tiga musim terakhir, atau drama-drama khas Liga Champions lainnya.

Tapi, turnamen mini di Lisbon justru akan menyajikan rasa baru yang layak dinikmati, karena tiap laga dipastikan akan berlangsung intens. Setiap tim peserta akan berusaha tampil maksimal untuk melaju sejauh mungkin.

Hal ini terlihat dari duel dramatis PSG Vs Atalanta. Tidak menutup kemungkinan, laga ketat lainnya juga akan tersaji, karena setiap tim akan berusaha tampil maksimal.

Otomatis, tak ada perbedaan kekuatan teramat jauh dari setiap tim peserta. Menariknya, turnamen kali ini bisa menjadi kesempatan baik buat tim macam PSG atau Barcelona, yang selama beberapa tahun terakhir kerap ter-comeback dalam pertandingan berformat dua leg.

Tentunya, ini merupakan situasi bagus untuk memperbaiki peruntungan. Pertanyaannya, apakah Barcelona akan bernasib seperti PSG?

Di sisi lain, turnamen mini Liga Champions musim ini turut menyajikan pertemuan tim-tim tradisional yang pernah juara (Bayern dan Barca), tim-tim kuda hitam macam Lyon dan RB Leipzig (setelah Atalanta tersingkir), dan tim kaya nan ambisius macam City dan PSG.

Tak lupa, Liga Champions musim ini juga menampilkan Atletico Madrid, tim tangguh Spanyol yang sempat tiga kali mencapai final. Tentunya, ini akan jadi kesempatan untuk tim asuhan Diego Simeone mencetak sejarah, sekaligus memupus rasa penasaran.

Situasi ini menjadi sebuah daya tarik, karena tim-tim yang berusaha mencetak sejarah baru, akan berhadapan dengan tim-tim yang berusaha menjaga hegemoni, dengan dua misi berbeda. Bayern ingin mengejar treble winner kedua sejak 2013, sementara Barca ingin menyelamatkan musim yang berantakan di liga domestik.

Tapi, kalau boleh memilih seharusnya turnamen mini Liga Champions ini bisa menjadi tempat munculnya tim juara baru. Ini penting, supaya ada penyegaran dalam kompetisi. Maklum, tim terakhir yang melakukannya adalah Chelsea di musim 2011/2012.

Akan menarik jika Atletico mampu menjadi juara, karena dengan demikian mereka akan menjadi "poros ketiga" La Liga Spanyol setelah Real Madrid dan Barcelona. Seperti diketahui, keduanya adalah tim Spanyol yang pernah juara Liga Champions, dan menjadi poros tradisional di dalam negeri.

Kemungkinan tak kalah menarik akan tersaji, andai Manchester City dan PSG saling berhadapan di final. Bisa dipastikan, mereka akan tampil habis-habisan, karena trofi yang didamba sudah di depan mata.

Ini akan jadi penyegaran buat kompetisi, sekaligus pelecut buat tim-tim ambisius Eropa lainnya untuk lebih berkembang. Dengan demikian, kompetisi Liga Champions akan semakin menarik.

Penyegaran ini perlu, untuk mengurangi ketimpangan antara tim juara tradisional dan tim lain di Eropa. Meskipun, Bayern atau Barca bisa saja meraih trofi keenam di Eropa, seperti halnya Liverpool musim lalu, karena keduanya sama-sama sudah lima kali juara.

Terlepas dari segala peluang yang ada, semoga turnamen mini Liga Champions musim ini akan menghasilkan tim juara yang memang layak meraihnya.

Selamat menikmati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun