Otomatis, tak ada perbedaan kekuatan teramat jauh dari setiap tim peserta. Menariknya, turnamen kali ini bisa menjadi kesempatan baik buat tim macam PSG atau Barcelona, yang selama beberapa tahun terakhir kerap ter-comeback dalam pertandingan berformat dua leg.
Tentunya, ini merupakan situasi bagus untuk memperbaiki peruntungan. Pertanyaannya, apakah Barcelona akan bernasib seperti PSG?
Di sisi lain, turnamen mini Liga Champions musim ini turut menyajikan pertemuan tim-tim tradisional yang pernah juara (Bayern dan Barca), tim-tim kuda hitam macam Lyon dan RB Leipzig (setelah Atalanta tersingkir), dan tim kaya nan ambisius macam City dan PSG.
Tak lupa, Liga Champions musim ini juga menampilkan Atletico Madrid, tim tangguh Spanyol yang sempat tiga kali mencapai final. Tentunya, ini akan jadi kesempatan untuk tim asuhan Diego Simeone mencetak sejarah, sekaligus memupus rasa penasaran.
Situasi ini menjadi sebuah daya tarik, karena tim-tim yang berusaha mencetak sejarah baru, akan berhadapan dengan tim-tim yang berusaha menjaga hegemoni, dengan dua misi berbeda. Bayern ingin mengejar treble winner kedua sejak 2013, sementara Barca ingin menyelamatkan musim yang berantakan di liga domestik.
Tapi, kalau boleh memilih seharusnya turnamen mini Liga Champions ini bisa menjadi tempat munculnya tim juara baru. Ini penting, supaya ada penyegaran dalam kompetisi. Maklum, tim terakhir yang melakukannya adalah Chelsea di musim 2011/2012.
Akan menarik jika Atletico mampu menjadi juara, karena dengan demikian mereka akan menjadi "poros ketiga" La Liga Spanyol setelah Real Madrid dan Barcelona. Seperti diketahui, keduanya adalah tim Spanyol yang pernah juara Liga Champions, dan menjadi poros tradisional di dalam negeri.
Kemungkinan tak kalah menarik akan tersaji, andai Manchester City dan PSG saling berhadapan di final. Bisa dipastikan, mereka akan tampil habis-habisan, karena trofi yang didamba sudah di depan mata.
Ini akan jadi penyegaran buat kompetisi, sekaligus pelecut buat tim-tim ambisius Eropa lainnya untuk lebih berkembang. Dengan demikian, kompetisi Liga Champions akan semakin menarik.
Penyegaran ini perlu, untuk mengurangi ketimpangan antara tim juara tradisional dan tim lain di Eropa. Meskipun, Bayern atau Barca bisa saja meraih trofi keenam di Eropa, seperti halnya Liverpool musim lalu, karena keduanya sama-sama sudah lima kali juara.
Terlepas dari segala peluang yang ada, semoga turnamen mini Liga Champions musim ini akan menghasilkan tim juara yang memang layak meraihnya.