Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Naik-Turun Inter Milan Musim Ini

11 Juli 2020   12:23 Diperbarui: 12 Juli 2020   02:11 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa boleh buat, dua hasil buruk ini membuat mereka harus rela disalip Atalanta, tim Biru-Hitam dari Bergamo. Inter yang awalnya sempat menempel ketat Juve di posisi kedua, kini tercecer di urutan keempat klasemen sementara Liga Italia.

Hasil ini juga menambah catatan kurang baik La Beneamata sejak restart kompetisi. Di Coppa Italia Inter masuk kotak di babak semifinal, setelah kalah agregat 2-1 atas Napoli, tim yang akhirnya jadi juara.

Dari sini, sebenarnya kita bisa melihat bersama, ada satu elemen yang hilang, dari sistem permainan Conte di Inter, yakni seorang pemain yang mampu mengatur tempo permainan. Pada saat Conte melatih Juventus, sistem permainannya bisa berjalan maksimal, karena ia punya seorang Andrea Pirlo.

Selain punya metronom jenius macam Pirlo, Conte kala itu juga punya gelandang penjelajah yang kerap mencetak gol dari tendangan jarak jauh macam Paul Pogba dan Arturo Vidal. Tak hanya itu, Conte juga punya pemain macam Claudio Marchisio, yang bisa ditandemkan dengan Pirlo, atau menjadi pelapisnya.

Jika lini tengah macet, masih ada Leonardo Bonucci, yang bisa diandalkan sebagai defender-playmaker. Maklum, bek tengah Timnas Italia ini memang punya kemampuan membagi bola dan visi bermain yang oke.

Inilah stabilisator yang mampu menjaga performa Juventus tetap stabil di Liga Italia bersama Conte. Sebenarnya, masalah ini sudah coba diatasi Conte, dengan mendaratkan Christian Eriksen.

Tapi, pemain asal Denmark ini masih belum menemukan performa terbaiknya. Ditambah lagi, lini tengah Inter belum sepenuhnya jadi. Belum ada pemain yang benar-benar bisa mengatur tempo permainan saat dibutuhkan. Andai lini tengah macet, Conte sebenarnya sudah punya Alessandro Bastoni (21), tapi, eks pemain Atalanta ini masih harus dipoles sedikit lagi, untuk bisa menemukan performa terbaik.

Ditambah lagi, lini depan yang tadinya garang justru tak terlalu tajam. Performa duet Romelu Lukaku dan Lautaro Martinez belakangan menurun. Salah satu penyebabnya adalah rumor ketertarikan Barcelona pada Martinez, yang sempat mencuat di media.

Melihat situasinya, masih banyak yang perlu dibenahi Conte dan Marotta di Inter, sebelum mengangkat mereka ke level berikutnya. Paling tidak, Inter harus dibiasakan lolos ke Liga Champions tiap musim, sebelum menjadi penantang Scudetto.

Peningkatan gradual ini penting, supaya tak ada stagnasi kesuksesan, seperti yang dialami Juventus. Seperti diketahui, meski dominan di liga domestik, Juve masih kesulitan meraih trofi di Eropa.

Jadi, untuk saat ini, Inter dan Interisti harus bersabar, membiarkan tim terus berkembang. Meski terlihat menjanjikan, tak banyak yang bisa diharapkan di tahun pertama Antonio Conte bersama Inter, karena masih ada banyak masalah yang harus diperbaiki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun