Bicara soal sepak bola era kiwari, satu hal yang rajin mewarnainya adalah perdebatan mengenai siapa yang lebih hebat, antara Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Maklum, keduanya sama-sama bergelimang rekor dan trofi, selain menjadi sosok ikonik di klub maupun tim nasional masing-masing.
Hebatnya, performa mereka masih cenderung konsisten, meski sudah berusia kepala tiga. Padahal, periode usia ini identik dengan penurunan performa atau kebugaran fisik bagi pesepakbola.
Rivalitas Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo sendiri memanas, setelah CR7 berseragam putih Real Madrid selama kurun waktu tahun 2009-2018. Messi sendiri merupakan pemain nomor 10 di Barcelona, yang notabene rival bebuyutan Real Madrid.
Tak heran, perbandingan tentang siapa yang lebih hebat dari keduanya selalu ada, meski kerap mengarah ke perdebatan. Inilah salah satu bumbu yang rutin menyemarakkan laga El Clasico, setidaknya selama hampir satu dekade. Bahkan, ada yang menyebut kiprah keduanya sebagai sebuah rivalitas, meski baik Messi maupun Ronaldo sebenarnya tak pernah saling menyebut diri sebagai saingan.
Perdebatan mengenai kedua superstar ini semakin memanas, karena diikuti dengan komparasi statistik performa mereka. Berkat kemajuan teknologi statistik, perbandingan mengenai keduanya sama-sama mampu menyentuh berbagai sisi, mulai dari jumlah gol dan assist, sampai akurasi umpan dan dribel sukses.
Komparasi ini masih saja berlanjut, meski Ronaldo kini sudah berseragam zebra khas Juventus sejak tahun 2018 silam. Meski keduanya sama-sama punya kualitas kelas wahid, sebenarnya tak ada yang perlu dibandingkan. Mengapa?
Karena, baik Messi maupun Ronaldo sebenarnya punya warna permainan berbeda. Oke, keduanya memang sama-sama memulai karir sebagai pemain sayap, tapi dalam perjalanannya, mereka menempati posisi dengan peran berbeda.
Seperti diketahui, Messi yang memulai karir di tim senior Barcelona sebagai penyerang sayap, sempat bertransformasi menjadi seorang "false nine" sekaligus pencetak gol ulung. Belakangan, Messi kembali beralih peran menjadi seorang "playmaker" alias pemain nomor 10, khususnya setelah Andres Iniesta hengkang tahun 2018 silam.
Sementara itu, Ronaldo yang awalnya dikenal sebagai pemain sayap eksplosif di Manchester United, perlahan bertransformasi menjadi seorang penyerang murni, alias pemain nomor 9. Seiring berjalannya waktu, area jelajah Ronaldo pun semakin fokus beroperasi di sekitar area penalti lawan.
Secara umum, tugas keduanya juga berbeda, terutama dalam beberapa tahun terakhir. Ronaldo belakangan lebih fokus pada peran sebagai "finisher", yakni membuat peluang dan mencetak gol sebanyak mungkin, entah lewat eksekusi bola mati, atau permainan terbuka.
Di sisi lain, peran Messi belakangan justru menjadi lebih rumit. Maklum, selain mengkreasi peluang, ia juga bertugas mengatur tempo permainan, membagi bola, dan menjadi motor serangan tim, dengan area jelajah masih cukup luas.