Semua kisah nostalgia ini, tak hanya bercerita tentang momen atau sosok penting, tapi juga kisah-kisah masa lalu, yang mulai terlupakan, misalnya kiprah Persitara Jakarta Utara dan Pelita Bandung Raya di kasta tertinggi sepakbola Indonesia.
Di satu sisi, kisah-kisah nostalgia ini, bisa menjadi alternatif pengisi masa libur darurat kompetisi, meskipun, rasanya tak sepadan dengan menikmati pertandingan seperti biasa. Tapi, setidaknya masih ada informpasi yang bisa dinikmati, sambil "terjebak nostalgia" sejenak.
Di sisi lain, banyaknya kisah nostalgia di sepakbola belakangan ini, menampilkan dua fungsi secara bersamaan. Pertama, ia menyegarkan kembali ingatan para pecinta sepakbola. Kedua, ia menambahkan wawasan baru, khususnya untuk mereka yang baru mengetahui informasi kisah nostalgia tersebut.
Dua fungsi ini, seharusnya bisa memperluas wawasan para pecinta sepakbola, sekaligus membuat mereka mampu berpikir objektif. Jiwa ini sudah terbentuk, maka fanatisme sempit akan bisa digantikan dengan kedewasaan. Dari sinilah, budaya positif bisa dibentuk.
Mungkin, rentetan kisah nostalgia ini akan jadi agak membosankan setelah beberapa waktu. Tapi, jika kita mau mengambil sisi positif, dan tak mengulang sisi negatifnya, kita akan bisa menjadi lebih baik lagi di masa depan. Karena, untuk tujuan itulah kisah sejarah dicatat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H