Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Tiga Ruang

25 Desember 2019   15:12 Diperbarui: 25 Desember 2019   15:43 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Benar, aku di sini hanya seorang anak kost, bukan siapa-siapa. Tapi, di sinilah aku mendapat perasaan bebas yang membahagiakan. Aku hanya perlu menjadi diriku. Selama aku diizinkan menjadi diriku sepenuhnya, selama itu pula aku punya rasa nyaman dan gembira.

Aku tak harus selalu membaur dengan keramaian, hanya untuk menemukan rasa nyaman. Ada kalanya aku menyepi di tengah keramaian, atau diam bersama sang sunyi, seperti saat harus menyatu dengan keramaian itu sendiri.
Kadang, ada batasan yang harus tetap dijaga dan dihormati, demi memastikan diri ini tetap selamat luar dalam.

Seiring berjalannya waktu, pelan-pelan aku mulai merasakan, semua luka ini, adalah awal dari "grinta" (bahasa Italia, bahasa Inggris: grit; daya tahan, semangat juang, keberanian), yang ternyata tak pernah absen menemaniku, seperti halnya luka. 

Dalam situasi sulit, setiap kali masalah datang, ia getol mengingatkanku untuk tak berhenti terlalu lama, seperti kata lagu "Kembali Pulih Lagi"

Kesal beralaskan bualan saja
Masalah yang tak besar
Membuatku kecewa
Rasa ini melelahkan dan entah sampai kapan

Kini datang kembali
Kini datang kembali lagi

Rusak sebelah mana ku tak paham
Bukankah seharusnya
Kitasaling menjaga
Apa kabar perjalanan yang telah kita bina?

Akan kembali pulih
Akan kembali pulih lagi

Di seberang lamunan
Kuterbang tersihir alunan mimpi
Ya, mungkin ini yang nanti
Membawaku pergi
'Tuk selamanya
Kan berbahagia
Bercanda tertawa
Lagi

Aku ingat, disaat aku hancur karena tak bisa melawan rundungan dan dihajar masalah, grinta memberiku pelajaran, lengkap dengan nyali untuk marah dan melawan, seperti halnya saat harus merelakan. Grinta juga memberiku nyali, untuk mengambil satu keputusan drastis, yang tak terbayangkan sebelumnya: hidup sendiri di perantauan. Satu keputusan yang mungkin tidak populer di mata banyak orang, tapi inilah salah satu keputusan terbaik yang pernah kuambil.

Berkat grinta, aku juga boleh melihat sisi lain, di balik semua cerita "kegagalan cinta" nan tragis yang sempat kualami. Aku ingat, di tengah kegalauanku, Rie, teman lamaku yang belum lama ini menikah sempat berkata,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun