Bicara soal pemain sepak bola, ada banyak dari mereka yang punya julukan khusus, baik karena inisial, gaya bermain, atau asal negaranya. Tapi, tak banyak pemain yang mendapat julukan karena "kelemahan khusus" yang dimilikinya. Salah satunya adalah Arjen Robben (35), pesepakbola asal Belanda.
Dalam hal kemampuan individu, Robben (khususnya pada masa puncak performa), sebenarnya adalah salah satu pemain terbaik di posisinya. Terlepas dari kebiasaannya yang gemar "menggoreng" bola terlalu lama, atau sesekali melakukan diving, Robben dikenal punya kecepatan lari dan dribel istimewa. Akurasi tembakan dan umpan silangnya pun oke.
Tak hanya itu, lewat gaya bermainnya yang khas, Robben turut berperan mempopulerkan posisi inverted winger, yang belakangan menjadi tren di sepak bola modern. Dimana, seorang pemain sayap kanan tapi berkaki kidal diberi kebebasan penuh, untuk mengobrak-abrik pertahanan lawan, dan mencetak gol lewat aksi individunya. Belakangan, posisi ini juga membuat penempatan pemain berkaki kanan di sayap kiri menjadi satu hal umum di sepak bola kekinian.
Selain Robben, posisi ini turut menjadi ciri khas para pemain berkaki kidal lainnya, seperti Lionel Messi (Barcelona khususnya pada periode awal kariernya, sebelum menjadi "false nine") dan Mohamed Salah (Liverpool). Boleh dibilang, posisi inverted winger sukses memberikan satu warna tersendiri bagi sepak bola modern, sekaligus menghilangkan batas antara pemain berkaki kanan dan kidal.
Sayang, di balik atribut khususnya yang istimewa, Robben dikenal cukup akrab dengan cedera. Mulai dari cedera otot dan lutut (yang paling sering dialaminya) sampai patah tulang metatarsal (tulang jari kaki). Alhasil, ia mendapat julukan "Si Manusia (Berkaki) Kaca".
Padahal, pemain yang memulai karirnya di FC Groningen (1999-2002) ini sukses meraih berbagai trofi di empat kompetisi liga domestik berbeda, yakni Belanda (bersama PSV Eindhoven), Inggris (Chelsea), Spanyol (Real Madrid) dan Bayern Munich (Jerman).Â
Bahkan, ia turut menjadi bagian integral tim, saat Bayern Munich meraih Treble Winner (Bundesliga, DFB Pokal dan Liga Champions) musim 2012/2013. Boleh dibilang, karir bermain Robben di klub bergelimang trofi juara.
Rinciannya, bersama PSV (2002-2004), ia meraih satu gelar Eredivisie Belanda dan Johan Cruyff Schaal. Di Chelsea (2004-2007), sepasang gelar juara Liga Inggris dan Piala Liga, plus masing-masing satu gelar Piala FA dan Community Shield menjadi koleksi gelar Robben sebelum pindah ke Real Madrid. Di Real Madrid (2007-2009), satu gelar Piala Super Spanyol dan La Liga Spanyol berhasil diraihnya.
Bab puncak sekaligus penutup karir Robben di klub didapat, saat memperkuat Bayern Munich (2009-2019). Di klub Bavaria ini, Robben sukses meraih 8 trofi Bundesliga, 5 gelar DFB Pokal, 5 trofi Piala Super Jerman, 1 gelar Liga Champions, dan 1 gelar Piala Super Eropa.Â
Pada periode ini, sepasang gol yang dicetaknya ke gawang Borussia Dortmund di final liga Champions musim 2012/2013 menjadi highlight terbaik kiprahnya bersama Bayern.