Begitu juga dengan Sarri dan Inzaghi. Meski sukses membuat Chelsea lolos ke final Piala Liga dan Liga Europa, eks pelatih Napoli ini dianggap kurang sukses di London. Karena, meski juga membawa Chelsea finis di posisi ketiga Liga Inggris, performa inkonsisten Chelsea menjadi nilai minusnya.
Sedangkan, meski baru saja membawa Lazio juara Coppa Italia, Inzaghi meraihnya lewat proses membangun ulang tim yang tak sebentar, seperti halnya Pochettino di Spurs. Jadi, akan sulit baginya untuk bisa langsung memenuhi target besar yang dibidik Juve.
Â
Pada akhirnya, siapapun yang nantinya menjadi pengganti Allegri, akan menghadapi tantangan besar. Karena, ia tak hanya dituntut untuk menjaga hegemoni Juventus di Italia, tapi juga mampu meraih trofi juara di Eropa. Jika belum juga berhasil, kita akan melihat Juventus era kekinian sebagai "ikan besar di kolam kecil Liga Italia, yang ternyata masih terlihat kecil di kolam besar Liga Champions Eropa.
Di sinilah kemampuan manajemen Juve akan kembali diuji. Jika mampu mendapatkan sosok pelatih dengan standar level yang tepat, mereka akan naik level. Jika tidak, mereka akan stagnan dan mulai menurun akibat mencapai titik jenuh, apalagi jika sampai salah pilih pelatih.
Â
Jadi, siapa yang kau cari, Juve?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H