Memang, ini adalah satu peningkatan prestasi Barca dibanding musim lalu (perempatfinal). Sayangnya, cara mereka tersingkir menunjukkan, ada masalah mental pada tim asuhan Ernesto Valverde ini, khususnya di level Eropa.Â
Mereka seperti lupa cara bermain mereka sendiri, saat menjalani laga tandang di fase krusial. Terbukti, setelah terkena "Romantada" di Roma musim lalu, mereka harus menerima hadiah "Redmontada" dari Liverpool. Masalah inilah yang sukses dieksploitasi Liverpool di Anfield.
Di sisi lain, kelolosan (kembali) Liverpool ke babak final Liga Champions menunjukkan, mental mereka sudah semakin matang di Eropa, dan punya kedalaman skuad mumpuni, karena mampu menghajar Barcelona meski tanpa Mohamed Salah dan Roberto Firmino.Â
Kini, mereka sudah mencapai final, yang akan dihelat di Stadion Wanda Metropolitano, Madrid. Inilah kesempatan baik untuk meraih gelar keenam di Liga Champions, sekaligus membalas kekalahan tragis di final musim lalu.
Mampukah Liverpool mewujudkannya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H