Satu kaki Liverpool sudah berada di babak semifinal Liga Champions. Begitulah kira-kira mayoritas pendapat yang muncul, segera setelah tim asuhan Jurgen Klopp mengalahkan FC Porto 2-0, di laga leg pertama babak perempatfinal Liga Champions, Rabu (10/4, dinihari WIB) di Anfield. Tapi, saya tak sepenuhnya sependapat dengan itu. Mengapa?
Karena, tren di Liga Champions musim ini tergolong sulit ditebak. Sebagai contoh, Real Madrid (juara musim lalu) tersingkir di babak perdelapan final, meski di leg pertama menang 2-1 atas tuan rumah Ajax Amsterdam. Contoh lainnya, PSG tersingkir secara dramatis di babak yang sama, meski di leg pertama menang 2-0 atas tuan rumah Manchester United di Old Trafford. Jadi, Liverpool dan Kopites belum sepenuhnya bisa bernapas lega. Ini baru separuh jalan, semua masih bisa terjadi.
Masalah lainnya, meski bermain cukup baik, tanpa kebobolan, kualitas penyelesaian akhir Roberto Firmino dkk masih belum optimal. Oke, Si Merah berhasil mencetak gol lewat aksi Naby Keita dan Roberto Firmino. Tapi, ada sejumlah peluang bersih yang gagal dikonversi menjadi gol.
Sementara itu, lini serang FC Porto yang dimotori oleh Moussa Marega (Mali) sebenarnya kerap menebar ancaman bagi lini belakang Liverpool. Beruntung, kurang optimalnya kualitas penyelesaian akhir, dan penampilan disiplin lini belakang Liverpool membuat gawang Alisson bebas dari kebobolan.
Tapi, berhubung Liverpool masih harus gantian bertandang ke markas FC Porto pekan depan, mereka belum sepenuhnya aman. Apalagi, di babak perdelapan final lalu, ada Atletico Madrid, yang kalah agregat 2-3 dari Juventus, meski menang 2-0 di leg pertama. Jelas, mereka harus tetap waspada, karena Si Naga (julukan FC Porto) pasti punya motivasi lebih saat bermain di kandang.
Jangan lupa, di babak sebelumnya, Iker Casillas dkk sukses mengalahkan AS Roma, meski sempat kalah 1-2 di leg pertama, saat bertandang ke Stadio Olimpico. Kebetulan, situasinya cukup mirip dengan saat ini. Jadi, bisa dipastikan FC Porto pasti akan tampil all-out di leg kedua, untuk setidaknya dapat mengejar defisit gol, bahkan membalikkan keadaan.
Tantangan lainnya, pada akhir pekan ini Mohamed Salah dkk harus bersiap menghadapi tantangan Chelsea di liga domestik, sebelum melakoni pertandingan leg kedua melawan Porto. Di sini, mereka dituntut untuk dapat tampil sama baiknya di kedua pertandingan krusial ini, karena disinilah titik penentuan nasib The Reds musim ini.
Jika mampu meraih hasil positif di sini, kita akan melihat, kualitas mereka secara umum sudah meningkat dibanding musim lalu, karena di musim ini, mereka sudah mampu menikmati tekanan dalam pertandingan di fase krusial pada kompetisi domestik dan Eropa dengan sama baiknya. Selebihnya, mari kita nikmati aksi mereka di lapangan hijau. Siapa tahu, mereka dapat meraih trofi juara musim ini.
Mampukah Liverpool membuktikan diri?
