Meski begitu, kita tentu agak penasaran, sampai di mana level Spurs nanti. Karena, manajemen mereka selama ini tak banyak bersuara, atau menekankan ekspektasi sangat tinggi. Bahkan, mereka tenang-tenang saja meski Spurs tak aktif berbelanja pemain di bursa transfer musim panas dan musim dingin lalu. Satu-satunya hal yang mereka tekankan hanya bagaimana tim ini dapat berkembang, dan mampu konsisten bersaing di papan atas, sebelum menapak ke level berikutnya.
Boleh dibilang, manajemen Spurs menerapkan prinsip "pelan tapi pasti", yang cenderung berlawanan dengan kebiasaan klub-klub papan atas Liga Inggris. Tentunya, kita tak akan bisa menebak, di level mana Spurs nanti berada. Tapi, saat ini kita bisa melihat bersama, Spurs sedang berada di persimpangan, antara menjadi "Arsenal jilid dua" atau naik ke level berikutnya dalam waktu dekat.
Menariknya, apa yang pernah dialami Arsenal (dan saat ini dialami Spurs) seolah merepresentasikan pepatah "L'histoire se repete" (sejarah akan selalu terulang). Hanya saja, dalam konteks kasus Arsenal dan Spurs pelaku dan waktunya berbeda. Tapi, Spurs masih bisa naik ke level berikutnya, jika mau segera berbenah dan mematangkan mental bertanding. Jika tidak, mereka hanya akan menjadi repetisi dari Arsenal, sang rival bebuyutan.
Jadi, mau jadi apa, Spurs?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H