Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Rasa Berbeda di Hari Kerja

21 Februari 2019   16:10 Diperbarui: 21 Februari 2019   16:12 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika Anda membaca judul di atas, mungkin Anda akan sedikit mengernyitkan dahi. Apalagi, ini adalah tulisan yang saya buat di hari kerja. Bagaimana mungkin bisa menemukan rasa berbeda di hari kerja?

Tapi, syukurlah, rasa berbeda itu ternyata dapat saya temukan, di saat biasanya saya menikmati hari di dalam ruangan kantor. Bertepatan dengan peringatan Hari Bebas Sampah Nasional, Kamis, (21/2), saya berkesempatan untuk mengikuti event bertajuk "Rethink" yang diselenggarakan oleh Evoware, perusahaan "start up" tempat saya bekerja, di FLIX Cinema, Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara.

Jadi, ini adalah satu kesempatan baik buat saya, untuk merasakan suasana kerja berbeda dari biasanya, sebuah pengalaman unik yang sulit ditolak. Meskipun, seperti biasanya saya harus memakai jaket untuk mengakali dinginnya ruangan ber-AC khas Jakarta. Selain itu, saya harus memakai kursi roda saat memasuki mall, untuk mengantisipasi kelelahan akibat padatnya jadwal hari ini. Agak rumit, tapi, saya bersyukur, karena pengalaman yang saya dapat hari ini sungguh berharga.

Di hari ini, saya benar-benar menemukan sesuatu yang berbeda dari biasanya, karena saya berkesempatan menyaksikan langsung sebuah kampanye ramah lingkungan, dengan menghadirkan perwakilan dari FLIX Cinema, media massa, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, dan pelaku kampanye "Rethink" dari berbagai kalangan, termasuk seniman dan ekspatriat.

Sebagai langkah awal, kampanye "Rethink" ini mencoba untuk mengajak satu juta orang mengurangi (dan perlahan-lahan menghilangkan) penggunaan sampah plastik.

Tentunya, ini bukan jumlah ideal, terutama jika melihat jumlah total penduduk Indonesia yang lebih dari 250 juta orang.

Tapi, jika sudut pandang yang dipakai adalah "membangun kebiasaan baik", kampanye "Rethink" ini adalah satu kampanye yang sangat masuk akal. Bukan lewat kampanye besar-besaran yang langsung lenyap setelah kampanye itu selesai, tapi dengan menularkan  kebiasaan baik secara kontinyu, meski hanya kecil-kecilan, seperti virus bakteri, yang hanya butuh sedikit kekuatan untuk menginfeksi seluruh tubuh.

Memang, perlu waktu sedikit lebih lama untuk membangun kebiasaan baik, yang sekaligus menggantikan kebiasaan buruk yang selama ini sudah ada (baca: menggunakan bahan plastik sekali pakai). Apalagi, pendekatan yang digunakan cenderung persuasif dan edukatif, pendekatan paling "murah" untuk membentuk ulang pola pikir masyarakat.

Tapi, selalu perlu waktu tersendiri untuk membangun sebuah kebiasaan baik. Jika mau bersabar dan berkomitmen, hasilnya pasti takkan mengecewakan. Karena, sesuatu yang didasari oleh niat baik, jika dilakukan dengan benar dan tekun akan memberikan hasil yang baik juga. Bagaimanapun, hasil takkan pernah mengkhianati proses, khususnya jika  yang diperjuangkan adalah hal baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun