Datar. Begitulah kira-kira gambaran sederhana dari dua pertandingan Liga Champions, antara tuan rumah Olympique Lyon Vs Barcelona dan Liverpool Vs Bayern Munich, Rabu, (20/2, dinihari WIB). Kedua laga leg pertama babak perdelapan final Liga Champions ini sama-sama berakhir imbang tanpa gol.
Di Anfield, pertemuan dua tim yang sama-sama berjuluk Si Merah berjalan sangat datar. Padahal, kedua tim sama-sama punya materi lini serang cukup tajam. Liverpool seperti biasanya mengandalkan trisula andalan Firmino-Mane-Salah, sementara Bayern mengandalkan Robert Lewandowski sebagai ujung tombak.
Memang, kedua tim saling berusaha untuk menyerang pertahanan lawan. Tapi, entah kenapa, baik Liverpool maupun Bayern menggunakan taktik bertahan yang sama persis: menutup, atau minimal membatasi ruang tembak lawan dengan menumpuk pemain di area pertahanan, bahkan jauh sebelum memasuki kotak penalti.
Alhasil, duel ini benar-benar datar, bahkan untuk ukuran pertandingan Liga Champions. Datarnya duel ini setidaknya terlihat dari kiper kedua tim yang tak terlalu sibuk di pertandingan ini. Baik Alisson Becker di bawah mistar gawang Liverpool maupun Manuel Neuer di bawah mistar gawang Bayern. Rasa hambar duel ini kian terasa, setelah laga ini benar-benar berakhir imbang tanpa gol.
Meski jalannya pertandingan sebenarnya cukup berimbang, skema pertahanan gerendel yang diperagakan oleh dua Tim Merah ini sukses membuat laga ini layak untuk segera dilupakan. Malah, kita sama-sama melihat, kedua tim melakukan rotasi pemain di menit-menit akhir, sebagai persiapan menuju duel di liga domestik masing-masing. Seperti diketahui, Bayern sedang bersaing ketat dengan Borussia Dortmund di Bundesliga, sementara Liverpool sedang bersiap menghadapi tantangan Manchester United (MU) akhir pekan ini.
Pemandangan hampir sama juga tercipta di Groupama Stadium, markas Olympique Lyon, dalam laga yang digelar secara bersamaan. Bedanya, Barcelona mampu mendominasi jalannya pertandingan, baik dari segi penguasaan bola maupun jumlah peluang yang dibuat.
Dua hasil imbang tanpa gol di pertandingan perdelapan final Liga Champions kali ini memang terasa kurang menguntungkan bagi tim yang menjadi tuan rumah. Karena, hasil ini merupakan sebuah kerugian tersendiri bagi mereka, dalam menghadapi leg kedua, yang akan berlangsung dua pekan mendatang.
Tapi, mereka tetap punya alternatif pilihan untuk lolos ke babak selanjutnya. Tak harus menang, dengan bermain imbang minimal 1-1 saja mereka akan lolos ke babak perempatfinal. Situasi ini jelas berbeda dengan tim yang dua pekan mendatang akan ganti menjadi tuan rumah. Dimana, mereka hanya tinggal punya satu pilihan untuk lolos: menang atau tidak sama sekali.
Setelah melakoni duel leg pertama yang sama-sama berjalan datar dan nihil gol, mari berharap, pertandingan leg kedua dua pekan mendatang akan berjalan lebih menarik, karena leg kedua nanti merupakan duel hidup mati buat mereka. Tentunya, kita tak ingin, ada duel-duel hambar lainnya, karena begitulah seharusnya fase gugur Liga Champions Eropa berjalan; dinamis dan tak membosankan.
Setuju?