Masuk kotak. Begitulah akhir kiprah Liverpool di ajang Piala FA musim ini. Kekalahan 1-2 atas tuan rumah Wolverhampton Wanderers, Selasa, (8/1, dinihari WIB) memastikan Liverpool tersingkir dini. Kekalahan ini didapat, setelah gol-gol Raul Jimenez dan Ruben Neves hanya mampu dibalas oleh satu gol Divock Origi.
Jika melihat komposisi starter yang ditampilkan kedua tim, kekalahan ini adalah hal wajar. Karena, Liverpool menurunkan mayoritas pemain cadangan, bahkan ada juga pemain tim junior macam Curtis Jones (gelandang) dan Ki-Jana Hoever (bek) yang diberi kesempatan untuk menjalani debut di tim senior. Sementara, Wolves tampil dengan sebagian besar tim inti. Dari sini saja kita bisa melihat, seberapa besar perbedaan kekuatan yang ada.
Meski mengecewakan buat Liverpool dan Kopites, kekalahan ini setidaknya bisa menjadi gambaran sederhana, dari target prioritas Liverpool musim ini, yakni berusaha untuk minimal bisa kembali finis di posisi empat besar klasemen liga Inggris, dan coba melaju sejauh mungkin di Liga Champions. Di sini, duel melawan Wolves bisa menjadi contoh aktual, Klopp menjadikan  kompetisi Piala FA sebagai ajang rotasi pemain, dengan mengistirahatkan pemain kunci.
Hal ini dipandang penting oleh Klopp, karena Liverpool akan menghadapi jadwal padat. Jadi, ia harus memastikan, timnya berada dalam kondisi baik, dan risiko cedera bisa diminimalkan. Sehingga, Liverpool tak kehabisan bensin di periode krusial akibat absennya pemain kunci.
Selain itu, penampilan Liverpool saat menghadapi Wolves juga mengindikasikan, mengapa Klopp dalam beberapa kesempatan selalu menyatakan "tidak ingin berbelanja di bulan Januari". Ia masih yakin dengan kemampuan timnya, meski kini sedang dilanda krisis bek tengah. Karena, meski Joe Gomez dan Joel Matip masih absen, masih ada Virgil Van Dijk dan Dejan Lovren. Ada juga Fabinho, yang di laga melawan Wolves tampil cukup baik sebagai bek tengah dadakan. Jika dibutuhkan, ada juga bek tengah dari tim junior yang bisa diberi kesempatan.
Tapi, laga melawan Wolves juga bisa menjadi sebuah peringatan buat Klopp, bahwa Liverpool kini sedang krisis bek tengah, menyusul cederanya Lovren di menit-menit awal laga ini. Praktis, dengan cederanya Lovren, Klopp tinggal punya Virgil Van Dijk di posisi bek tengah. Opsi tersisa untuk tandem Virgil Van Dijk tinggal Fabinho (yang berposisi asli gelandang bertahan) dan pemain muda macam Ki-Jana Hoever.
Meski riskan, opsi ini memang masih layak untuk dicoba. Tapi, berhubung mereka sedang dalam tekanan di Liga Inggris, usai kalah dari Manchester City beberapa hari lalu, membeli bek tengah baru seharusnya bukan hal tabu.
Apalagi, di bursa transfer Januari tahun lalu, mereka mendatangkan Virgil Van Dijk dari Southampton dengan harga 75 juta pounds. Seharusnya, dengan masih dibukanya bursa transfer musim dingin hingga akhir bulan ini, Klopp masih punya waktu untuk menimbang opsi transfer. Tapi, jika ternyata Klopp tak mendaratkan bek tengah baru, semoga keputusan ini tak berakibat fatal buat Liverpool di akhir musim nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H