Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Terima Kasih, Lord Edy!

2 Desember 2018   09:54 Diperbarui: 2 Desember 2018   10:56 1028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika Anda membaca judul di atas dengan seksama, jangan khawatir, Anda tak sedang bermimpi. Saya pun menuliskannya secara sadar. Judul di atas, adalah ungkapan jujur saya, terkait efek komentar tak biasa Edy Rahmayadi, sang Ketum PSSI, terkait apa penyebab kegagalan Timnas Indonesia di Piala AFF 2018 lalu.

Kala itu, alih-alih menjawab pertanyaan yang diajukan para jurnalis, Gubernur Sumatera Utara ini malah menjawab, "Wartawan harus baik. Jadi kalau wartawannya baik, timnasnya baik.". Tak pelak, jawaban yang terkesan ngawur ini membuatnya jadi bahan tertawaan warganet Indonesia, dengan bermunculannya meme-meme dan komentar jenaka di dunia maya, lengkap dengan julukan jenaka "Lord Edy" yang melekat padanya.

Apa boleh buat, sang Ketum PSSI menjelma jadi komedian dadakan kelas nasional, akibat komentarnya ini. Awalnya, saya pun menertawakannya. Apa hubungannya prestasi Tim Garuda dengan wartawan? Bukankah itu tanggung jawab PSSI?

Tapi, seiring berjalannya waktu, kita semua melihat bersama, komentar ngawur inilah yang justru menjadi awal dibongkarnya dugaan praktek pengaturan skor di sepak bola nasional, baik di Liga 1 maupun kompetisi kasta dibawahnya.

Adalah Najwa Shihab, seorang jurnalis senior, yang memulainya lewat acara talk show "Mata Najwa", yang disiarkan di salah satu TV swasta nasional, pada Rabu (28/11/2018) lalu. Dengan tajuk acara "PSSI Bisa Apa?", yang turut melibatkan perwakilan dari Exco PSSI, Kemenpora, dan mantan pelaku bisnis pengaturan skor di sepak bola nasional, praktek gelap di sepak bola kita bisa sedikit tersingkap, meski belum sepenuhnya.

Setelahnya, barulah topik-topik bahasan serupa bermunculan silih berganti, dan menghebohkan masyarakat kita. Kini, lelucon "wartawan harus baik", berbalik menjadi satu hal serius. Karena ternyata ini adalah sebuah "kode" dari sang jenderal, agar wartawan mau turun tangan untuk membuka borok sepak bola nasional, supaya dapat segera ditindaklanjuti dan diberantas, demi masa depan sepak bola dan Timnas Indonesia yang lebih baik.

Ajakan ini diberikan, dengan pertimbangan wartawan adalah pihak yang kompeten dan independen, dalam hal melakukan penelusuran faktual. Hanya saja, ajakan ini disampaikan Edy dengan memakai gaya bahasa "kode" khas militer. Maklum, ia adalah seorang purnawirawan TNI. Latar belakang inilah yang membuat gaya bahasanya kadang kurang bisa langsung dipahami oleh masyarakat luas.

Di sini, Najwa Shihab menjadi pihak pertama, yang berhasil menangkap dan menerjemahkan maksud kalimat "kode" sang jenderal dengan tepat ke publik. Alhasil, terciptalah kehebohan seperti sekarang. Seharusnya, ini bisa menjadi satu langkah awal, untuk memperbaiki sepak bola nasional. Dengan catatan, semua pihak terkait mau menyikapi secara serius tanpa berhenti di tengah jalan.

Menariknya, "bahasa kode" Edy Rahmayadi seolah menjadi pengingat bagi kita semua, untuk mulai mencoba berpikir, dan menyikapi masalah dengan cerdas. Supaya, solusi yang dihasilkan adalah solusi terbaik, yang memang dihasilkan dari pemikiran matang, bukan hasil dari reaksi emosional sesaat.

Sekali lagi, Terima kasih, Lord Edy!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun