Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Naik-Turun Perjalanan Persebaya Musim Ini

19 November 2018   05:02 Diperbarui: 19 November 2018   09:48 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembunuh raksasa, begitulah kira-kira frasa yang kiranya pas, untuk menggambarkan bagaimana performa Persebaya Surabaya belakangan ini. Dalam enam laga terakhir mereka di Liga 1, Tim Bajul Ijo mampu meraih lima kemenangan, baik dalam laga tandang maupun kandang.

Terakhir, pada Minggu, (18/11) lalu, Persebaya mampu menang telak 5-2 atas tuan rumah Bali United, di Stadion Kapten I Wayan Dipta. Kemenangan ini didapat, setelah hat-trick David Da Silva dan dwigol Osvaldo Haay hanya mampu dibalas oleh gol-gol dari Ilija Spasojevic dan Marvin Plaatje. Secara matematis, kekalahan ini membuat peluang Tim Serdadu Tridatu meraih gelar juara Liga 1 musim ini makin berat. Karena, dengan tiga laga tersisa, mereka (posisi 6 nilai 45) kini berjarak 9 poin dari PSM Makassar (nilai 54), sang pemuncak klasemen sementara.

Sementara itu, kemenangan ketiga beruntun dengan margin tiga gol ini membuat Persebaya menyodok ke posisi 7 (nilai 44), dan hampir pasti lolos dari ancaman degradasi. Di dua laga sebelumnya, Persebaya secara beruntun sukses mengalahkan Persija Jakarta (posisi 2, nilai 50) dan PSM Makassar dengan skor telak 3-0. Ditambah lagi, mereka juga sempat menghajar Persib (posisi 3, nilai 49), dengan skor telak 4-1.

Tak heran, sebutan "pembunuh raksasa" pun mulai melekat pada tim kesayangan Bonekmania ini. Meskipun, Persebaya sendiri adalah raksasa klasik sepak bola nasional, dengan antara lain mampu meraih dua gelar juara Liga Indonesia. Tapi, status mereka sebagai tim promosi musim ini, membuat sebutan itu tampak lebih keren. Apalagi, mereka sempat mengalami naik turun performa sepanjang musim ini.

Seperti diketahui, di paruh pertama Liga 1 musim ini, grafik performa Persebaya cukup mengkhawatirkan. Datang sebagai tim juara Liga 2 musim lalu di bawah arahan pelatih Angel Alfredo Vera (Argentina, kini pelatih Sriwijaya FC), dan membawa beberapa eks pemain Persipura Jayapura, seperti Yohanes Pahabol dan Osvaldo Haay, Persebaya malah akrab dengan inkonsistensi performa, dan sempat berada di papan bawah klasemen sementara.

Akibatnya, Angel Alfredo Vera pun mengundurkan diri di awal bulan Agustus 2018 silam. Setelahnya, Bejo Sugiantoro (asisten pelatih Persebaya) sempat menjadi pelatih sementara, sebelum digantikan oleh Djadjang Nurdjaman alias Djanur sebulan berselang.

Awalnya, tak sedikit pihak yang mengernyitkan dahi, atas keputusan Persebaya ini. Maklum, meski sukses meraih trofi Liga Indonesia musim 2014 dan Piala Presiden 2015 bersama Persib Bandung, Djanur belum lama kehilangan posisinya di kursi pelatih PSMS Medan, tim promosi yang kini masih tertahan di papan bawah klasemen sementara. Liga 1.

Tapi, status Djanur sebagai satu dari sedikit pelatih lokal berlisensi kepelatihan Pro AFC (lisensi kepelatihan tertinggi AFC), menjadi satu nilai tambah yang sulit ditolak mentah-mentah. Kebetulan, lisensi kepelatihan ini didapat Djadjang, tak lama sebelum dirinya ditunjuk melatih Persebaya. Tak heran, Persebaya berani menunjuk pelatih asal Majalengka ini.

Memang, pada prosesnya, setelah menunjuk Djanur, Persebaya masih digelayuti awan mendung. Tiga kali kalah, satu kemenangan, dan satu hasil imbang, menjadi catatan performa Djanur, dalam lima pertandingan pertamanya bersama Persebaya. Situasi makin runyam, karena playmaker Robertino Pugliara (Argentina) harus mengakhiri musim lebih cepat, akibat mengalami cedera parah saat Persebaya takluk 0-1 dari Borneo FC, 13 Oktober 2018 lalu.

Tapi, setelahnya, peruntungan Persebaya membaik, dengan mereka sukses meraih lima kemenangan di enam pertandingan terakhir. Di sini, ketajaman Osvaldo Haay, yang sukses mencetak 7 gol dalam enam laga terakhir, dan kembali fitnya David Da Silva, sang top skorer sementara Liga 1 dengan 20 gol yang dicetaknya, menjadi salah satu faktor kunci membaiknya performa Bajul Ijo.

Secara teknis, Djanur agaknya sudah menemukan formasi ideal Persebaya, dengan pemain yang ada saat ini. Tentunya, ini menjadi bukti nyata kalau manajemen Persebaya tak salah pilih pelatih. Jika mayoritas materi pemain saat ini dipertahankan, dan Djanur diberi kebebasan penuh untuk memilih pemain incaran, bukan tak mungkin Persebaya akan berbicara banyak di Liga 1 musim depan. Tapi, sebelum itu, mereka harus lebih dulu memastikan diri bertahan di Liga 1, dan memperbaiki posisi mereka saat ini, dengan berusaha meraih poin sebanyak mungkin di tiga laga tersisa.

Bisa, Persebaya?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun