Judul di atas adalah pendapat saya mengenai ide Konfederasi Sepakbola Asia (AFC), untuk menggelar kompetisi dengan format seperti UEFA Nations League, yang belum lama ini mulai digulirkan. Berhubung wacana ini menyasar negara-negara anggota AFC, maka, layak jika kita menyebutnya sebagai "AFC Nations League". Pertanyaannya, mengapa saya mendukung wacana AFC ini?
Jawabannya sederhana, supaya gap ketimpangan kualitas antartimnas negara-negara anggota AFC (termasuk Australia) bisa mulai dikurangi. Seperti diketahui, selama ini sepak bola Asia terlalu sering didominasi tim-tim macam Australia, Jepang, Korea Selatan, Arab Saudi dan Iran. Kelima tim ini juga kerap menjadi langganan peserta Piala Dunia, terutama sejak dua dekade terakhir.
Memang, ada tim-tim lain yang sesekali mengejutkan, seperti Korea Utara, Uzbekistan, atau Irak. Tapi, mereka belum cukup kuat, untuk konsisten menjadi lawan kuat buat para jagoan klasik Asia ini. Sementara itu, dominasi tim-tim langganan lolos ke Piala Dunia terbukti menghasilkan dampak kurang baik bagi kualitas tim-tim Asia secara keseluruhan, karena timnas yang selama ini sudah terlanjur inferior semakin sulit bersaing. Sementara itu, tim-tim kuat tak menghadapi tantangan berarti, kecuali jika mereka saling bertemu.
Situasi ini membuat perkembangan sepak bola Asia cenderung stagnan. Alhasil, performa wakil benua Asia di tingkat dunia cenderung kurang meyakinkan. Para jagoan yang biasanya superior di Asia, justru kerap jadi bulan-bulanan. Celakanya, mereka cenderung kesulitan untuk menaikkan level, karena jika mampu lolos ke babak perdelapanfinal Piala Dunia saja, pujian dari seluruh Asia sudah sebegitu banyak. Ini membuat mereka terlanjur merasa puas, dan enggan untuk berusaha lebih keras. Jika ini terus dibiarkan, level persepakbolaan Asia bisa makin tertinggal.
Maka, diperlukan stimulus yang bisa memacu tim-tim Asia untuk berkembang secara proporsional, dan AFC Nations League adalah satu solusi yang masuk akal. Terutama jika grup pesertanya dibagi berdasarkan peringkat FIFA, seperti UEFA Nations League. Otomatis, tim-tim kuat akan berada dalam satu grup, dan bagi tim-tim nonunggulan, ini akan membuat persaingan kian terbuka.
Apalagi, jika misalnya para juara grup mendapat tiket lolos ke Piala Asia. Tentunya, ini bisa menjadi insentif tersendiri buat para peserta. Karena, selain berkesempatan lolos ke turnamen mayor, ada mereka bisa juga memperbaiki peringkat FIFA.
Dari segi jumlah anggota, AFC Nations League cukup memungkinkan untuk digelar, karena AFC terdiri dari total 46 negara anggota, termasuk Australia. Jumlah ini tak berbeda jauh dengan UEFA, yang punya total 55 negara anggota. Peluang kian terbuka, karena jadwal bertanding tim-tim Asia, di periode uji coba internasional belum sepenuhnya dimanfaatkan dengan maksimal untuk memperbaiki ranking FIFA, termasuk oleh timnas Indonesia.
Jika AFC Nations League digulirkan, mau tak mau negara anggota AFC akan berusaha memanfaatkan laga ujicoba sebaik mungkin.
Selain itu, jumlah kontestan Piala Asia juga terdiri dari 24 negara (termasuk tuan rumah). Jumlah ini sama dengan jumlah peserta Piala Eropa. Praktis, AFC hanya perlu memformulasikan alokasi tiket lolos ke Piala Asia, untuk dijadikan sebagai "hadiah ektra" buat para juara grup AFC Nations League.
Dari segi bisnis, AFC Nations League juga dapat menjadi kesempatan bagi AFC, untuk dapat lebih profesional, dalam hal meningkatkan nilai jual kompetisi, dan memanfaatkan amino suporter sepak bola Asia, yang sudah terkenal begitu tinggi. Diharapkan, ini bisa menjadi contoh yang baik, buat federasi sepakbola negara anggota AFC, termasuk PSSI, dan mampu ditularkan ke klub, atau institusi sepak bola lainnya. Supaya, budaya sepak bola profesional dapat terbangun, dan mampu meningkatkan kualitas sepak bola Asia secara umum.
Akankah wacana AFC ini terwujud?