Dalam sepak bola, ada banyak cerita, tentang bagaimana perjalanan kiprah seorang pemain di sebuah tim. Ada yang menjadi bintang, ada yang divonis "gagal", ada juga yang mengalami mimpi buruk, akibat mendapat kesialan beruntun. Salah satu pemain, yang mendapat mimpi buruk itu, adalah Loris Karius (25), kiper Liverpool asal Jerman.
Awalnya, semua terlihat cerah buat Karius. Didatangkan Jurgen Klopp dari Mainz 05 pada musim panas 2016, Karius dianggap sebagai transfer cerdas Liverpool saat itu. Karena, mereka hanya perlu mengeluarkan biaya transfer 4,75 juta pounds, untuk memboyong Karius, yang saat itu baru saja terpilih sebagai kiper muda terbaik Bundesliga.
Grafik performanya yang cukup stabil di Mainz, membuat Karius diharapkan bisa menambah kualitas sektor kiper Liverpool. Seperti diketahui, sebelum Karius datang, Liverpool hanya punya Simon Mignolet, kiper Belgia yang kerap tampil inkonsisten.
Sayang, harapan tinggal harapan. Meski langsung dipercaya Klopp sebagai kiper utama di fase pramusim, Karius harus absen cukup lama, akibat mengalami cedera retak tangan. Mau tak mau, Klopp kembali memasang Mignolet di bawah mistar. Alhasil, Karius terpaksa harus menjalani masa awalnya bersama Liverpool di ruang rehabilitasi.
Saat Karius pulih, Mignolet pun digeser lagi ke bangku cadangan. Sayang, performa Karius ternyata masih labil. 6 kali kebobolan dalam 2 laga (saat kalah 3-4 dari Bournemouth, dan imbang 2-2 melawan West Ham), membuatnya harus "turun kelas" menjadi kiper spesialis ajang Piala FA dan Piala Liga, sampai musim 2016-2017 berakhir.
Pada musim berikutnya, situasi sedikit membaik, dengan dirinya menjadi kiper utama Liverpool di ajang Liga Champions. Posisi kiper utama Liverpool akhirnya berhasil dikuasai, setelah Mignolet melakukan beberapa blunder di awal paruh kedua musim kompetisi 2017/2018. Pelan tapi pasti, ia mulai mampu tampil konsisten. Ia berhasil membantu Liverpool finis di posisi empat besar klasemen liga Inggris, dan lolos ke final Liga Champions.
Tapi, di final Liga Champions inilah, Karius justru kembali mendapat kesialan. Sepasang blunder konyol yang dibuatnya, membuat Karim Benzema dan Gareth Bale leluasa mencetak gol. Akibatnya, Liverpool kalah 3-1 atas Real Madrid. Karius pun jadi bahan tertawaan di dunia maya, dengan meme-meme tentang dirinya terus bertebaran dimana-mana.
Bencana di final liga Champions, ternyata menjadi awal mimpi buruk berikutnya buat Karius. Tak hanya mendapat hujatan dan kritik di sana-sini, ia juga mendapati Liverpool membeli kiper baru dalam diri Alisson Becker (Brasil), yang langsung dipercaya menjadi kiper utama Liverpool, segera setelah bergabung dengan persiapan pramusim klub.
Kedatangan Alisson  membuat masa depan Karius jadi terlihat samar, begitu juga dengan Mignolet, yang santer dikabarkan ingin pergi dari Anfield. Tapi, secara tak terduga, pada Minggu, (26/8), Karius-lah yang akhirnya resmi pergi meninggalkan Liverpool menuju Besiktas sebagai pemain pinjaman. Di Besiktas, Karius dipinjamkan selama dua tahun, dengan opsi pembelian di akhir masa pinjaman.
Melihat situasi dan usia Karius saat ini, meminjamkannya ke Besiktas adalah sebuah langkah 'rehabilitasi karir' yang cukup bijak dari Liverpool. Bagaimanapun, tekanan di liga Turki tak seberat di Inggris. Jadi, ada ruang lebih untuk berkembang, sambil "move on" dari mimpi buruknya di final Liga Champions. Tapi, di saat bersamaan, ini menjadi kesempatan terakhir buatnya untuk bisa membuktikan diri di level top. Jika gagal di Besiktas, bisa jadi karirnya akan redup, dan ia akan terus diingat, sebagai kiper spesialis blunder.
Sekuel mimpi buruk Karius di Liverpool membuktikan, kadang roda nasib seseorang bisa berputar di luar dugaan. Hal baik dan buruk pun bisa muncul bergantian tanpa bisa diprediksi, apalagi diatur.