Setelah usainya Piala Dunia 2018, dan rangkaian turnamen pramusim, kita akan bersiap menyambut bergulirnya pekan pembuka EPL, Ligue 1, dan Eredivisie musim 2018/2019, pada akhir pekan depan, (11-12 Agustus 2018), disusul Liga Serie A Italia yang memulai perjalanan, bersamaan dengan dimulainya Bundesliga Jerman, dan La Liga Spanyol musim 2018/2019.
Jika melihat tren dari musim ke musim, dan situasi terkini, pola pacuan gelar di Bundesliga Jerman, Eredivisie Belanda, dan La Liga musim ini, akan seperti yang sudah-sudah. Bundesliga akan kembali bercerita soal kedigdayaan Bayern Munich, yang (lagi-lagi) akan ditantang Borussia Dortmund.Â
Satu-satunya tim nonunggulan, yang benar-benar bisa diharapkan membuat kejutan besar, adalah RB Leipzig, runner-up Bundesliga musim 2016/2017 lalu. Karena, materi tim milik Red Bull ini cukup solid. Selebihnya, ada tim-tim kuda hitam macam Hoffenheim, Schalke, dan Gladbach, yang bisa saja membuat kejutan.
Di Belanda, pacuan gelar masih akan menempatkan "De Grote Drie" (Tim Tiga Besar), yakni Feyenoord, Ajax, dan PSV Eindhoven, di "pole position" pacuan gelar. Sejak Feyenoord mampu meraih gelar juara liga musim 2016/2016, untuk pertama kali dalam 18 tahun, Eredivisie praktis kembali ke pola balapan klasiknya. Dengan besarnya kekuatan tim yang dimiliki ketiganya, praktis peluang tim lain untuk membuat kejutan amat kecil.
Pola balapan yang kurang lebih sama, juga akan terjadi (lagi) di La Liga, dengan Barcelona dan duo Madrid (Real dan Atletico), sebagai pemain utamanya. Diluar ketiganya, hanya Sevilla, Villareal, dan Valencia, yang akan menjadi halangan tersulit.Â
Tapi, dengan masih limbungnya Real Madrid (pasca ditinggal Zidane dan CR7), praktis juara bertahan Barcelona-lah yang berada di pole position pacuan gelar La Liga musim ini, dengan Atletico sebagai lawan tersulit, mengingat keduanya sama-sama aktif berbenah. Meski begitu, bukan berarti Real Madrid versi terkini bisa diremehkan begitu saja. Karena, mereka kini dipoles Julen Lopetegui, yang sebelumnya melatih timnas Spanyol.
Ligue 1, kompetisi ini masih akan berkutat pada duel PSG Vs AS Monaco. Selebihnya adalah soal pacuan menuju posisi 3 besar (kualifikasi Liga Champions), dan zona Europa League, plus menghindari degradasi. Tak bisa dipungkiri, kekuatan AS Monaco, dan PSG masih sulit ditandingi di Prancis.
Apalagi, PSG juga baru saja mendatangkan Gianluigi Buffon (Italia) dan mempermanenkan status Kylian Mbappe, setelah musim lalu memboyong Neymar dari Barcelona, dengan harga 222 juta euro. Sedangkan, meski ditinggal pergi beberapa pilarnya, seperti Joao Moutinho, dan Thomas Lemar, AS Monaco tetap tak bisa diremehkan. Karena, mereka masih punya pemain macam Radamel Falcao, dan punya efektivitas bagus dalam hal transfer pemain. Selain itu, akademi sepak bola yang terbukti mampu mencetak pemain berkualitas.
Di Italia, persaingan menuju gelar scudetto musim ini akan membuat Juventus menjadi sorotan utama. Kesuksesan memboyong Cristiano Ronaldo (dari Real Madrid) dan Leonardo Bonucci (dari AC Milan), akan membuat mereka tampak meyakinkan. Meski begitu, tim-tim lain juga tetap tak bisa diabaikan. Napoli sukses mendatangkan Carlo Ancelotti, Roma cukup aktif di bursa transfer, Inter dan Lazio berbenah dalam senyap, sementara Milan memulai musim dengan sedikit optimisme, setelah lolos dari jerat masalah keuangan.
Bicara soal pertarungan, Serie A musim 2017/2018, tidak hanya bicara soal pertarungan antarpemain bintang, dan adu taktik antarpelatih jempolan, tapi juga duel antar juru transfer cerdas. Di Juventus, ada Beppe Marotta, yang sudah kenyang gelar. Â Milan punya Leonardo Araujo, yang sempat sukses di PSG. Di AS Roma, ada Monchi, yang terbukti sangat sukses di Sevilla. Dari kejelian transfer merekalah, nasib tim akan ditentukan. Boleh jadi, gelaran Serie A musim 2018/2019, akan jadi yang paling menarik perhatian, sejak era Calciopoli.
Praktis, liga Inggris masih akan menjadi liga paling dinamis musim depan. Karena, banyak tim yang sibuk berbenah. Arsenal dan Chelsea sama-sama berganti pelatih, Liverpool rajin berbelanja pemain baru. Ada juga tim promosi Wolverhampton Wanderers, yang bermaterikan pemain timnas Portugal, misalnya Joao Moutinho dan Rui Patricio. Selebihnya, meski tampak tak sibuk, Spurs dan Duo Manchester tetap bukan lawan sembarangan.