Pada Sabtu (14/7), setelah melalui proses negosiasi yang cukup rumit  dengan Napoli, Chelsea resmi menunjuk Maurizio Sarri (Italia) sebagai pelatih baru, menggantikan Antonio Conte (Italia). Di Chelsea, eks pelatih Napoli ini diikat kontrak kerja selama dua tahun, dengan opsi perpanjangan kontrak selama setahun di tahun kedua. Kedatangan Sarri diumumkan bersamaan, dengan peresmian transfer Jorginho (26) dari Napoli, yang diikat kontrak selama lima tahun.
Jika melihat prosesnya, kedatangan Sarri sebenarnya tak terlalu mengejutkan. Karena, Chelsea memang sudah lama tertarik dengan eks pelatih Empoli ini. Kebetulan, mereka juga baru saja menjalani musim yang kurang baik. Meski menjuarai Piala FA, Si Biru gagal lolos ke Liga Champions musim depan. Capaian ini sudah cukup untuk menggambarkan, bagaimana kekacauan yang terjadi sepanjang musim lalu, dengan konflik Antonio Conte-Diego Costa, dan transfer mahal (tapi gagal) Alvaro Morata sebagai sorotan utama.
Tak heran, Chelsea langsung membidik (sebelum akhirnya merekrut) Maurizio Sarri, Italiano yang sukses membuat Napoli tampil atraktif musim lalu. Tapi, meski menjadi wajah baru di Chelsea, Sarri sebenarnya bukan sosok yang berbeda jauh dengan Conte. Bisa dibilang, Sarri adalah wajah baru tapi lama di Chelsea. Mengapa begitu?
Karena, Sarri pada dasarnya punya karakter dan gaya main seperti Conte. Seperti diketahui, Sarri dikenal dengan taktik "pressing" ketat seperti Conte. Sarri juga punya karakter yang cenderung meledak-ledak seperti Conte. Selain itu, Sarri juga datang ke Chelsea, dengan situasi kurang lebih sama dengan saat Conte direkrut Chelsea dua tahun lalu: belum punya pengalaman melatih di luar Italia, dan datang saat Chelsea gagal lolos ke Liga Champions
Praktis, untuk  saat ini, agak sulit untuk menerka, apa yang akan membedakan Chelsea era Conte dan Chelsea era Sarri dari segi gaya permainan. Satu-satunya perbedaan mendasar antar keduanya hanya Chelsea era Sarri akan lebih beraroma Liga Italia dibanding era Conte. Karena, setelah mendatangkan Jorginho, Chelsea antara lain masih mengincar Daniele Rugani dan Gonzalo Higuain (Juventus), dua pemain yang sama-sama bersinar di bawah polesan Sarri, di dua tim berbeda. Rugani menjadi bek andalan Sarri saat melatih Empoli, sementara Higuain menjadi bomber andalan Sarri di Napoli.
Di sini, kita dapat melihat, Sarri akan mencoba "main aman"di tahun pertamanya bersama Chelsea. Dalam artian, Sarri berusaha mempermudah proses adaptasinya di Liga Inggris, dengan memboyong dan membidik bintang-bintang Liga Italia atau mantan anak asuhnya, yang memang sudah dikenal dan mengenal Sarri dengan baik.
Dari sisi adaptasi taktik, kedatangan para mantan anak asuh Sarri, diharapkan dapat mempermudah proses penerapan sistem permainan, seperti yang Sarri inginkan. Selebihnya, kedatangan Sarri ke Chelsea, akan menjadi satu tantangan baru bagi eks bankir ini, untuk membuktikan kualitasnya.Â
Karena, catatan prestasi Sarri tak seperti Conte, yang bergelimang gelar domestik di Italia bersama Juventus, dan panen pujian saat melatih timnas Italia, saat pertama kali datang ke Chelsea. Satu-satunya prestasi Sarri di kompetisi level atas, adalah menjadi runner-up Liga Italia bersama Napoli.
Mampukah Sarri bersinar di Chelsea?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H