Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tim Tango, Si Cantik yang Buruk Rupa

16 Juni 2018   23:10 Diperbarui: 16 Juni 2018   23:23 879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendominasi jalannya laga, dengan mengurung habis pertahanan lawan sepanjang laga, tapi gagal menuai angka penuh. Itulah gambaran sederhana performa Argentina, saat bermain imbang 1-1 dengan Eslandia, Sabtu, (16/6). Meski tak kalah, laga ini menampilkan dua wajah Tim Tango: si cantik yang buruk rupa.

Sisi cantik Tim Tango di laga ini ditampilkan, dari dominasi mereka di laga ini. Mereka mampu memaksa Eslandia bertahan sangat dalam, dan begitu nyaman menguasai bola. Dengan pendekatan taktik pelatih Jorge Sampaoli yang agresif, Tim Tango benar-benar memaksa timnas Eslandia banyak bermain di sepertiga lapangan sendiri.

Awalnya, semua tampak baik-baik saja, dengan Argentina mampu mencetak gol lewat Sergio Aguero. Tapi, gol Aguero itu ternyata adalah penanda awal hari buruk Argentina di Moskwa.

Karena, setelah gol itu, Argentina menghadapi hari yang benar-benar buruk. Tak lama setelah gol Aguero, Eslandia mampu menyamakan skor lewat torehan Alfred Finnbogason. Dari sinilah, Argentina benar-benar menjadi si cantik yang buruk rupa.

Memang benar, mereka bermain cantik, dengan mengurung habis pertahanan Eslandia sampai wasit meniup peluit akhir. Tim Tango juga mampu membuat sejumlah peluang bersih, yang tentu saja membuat penonton berdebar-debar.

Tapi, hari itu Tim Tango juga menampilkan wajah "buruk rupa" mereka. Karena, mereka kebobolan, akibat cerobohnya lini belakang saat mengantisipasi skema umpan silang. Memang, dari segi materi pemain, lini pertahanan Argentina tak semewah lini serangnya. 

Gawatnya, mereka juga tampil dengan materi seadanya di posisi kiper, setelah Sergio Romero dicoret akibat cedera. Dengan hanya adanya Nicolas Otamendi dan Javier Mascherano sebagai "bos" di sektor pertahanan, ketangguhan lini belakang Tim Tango memang cukup mengkhawatirkan.

Masalah semakin lengkap, saat lini serang Argentina justru melempem saat melawan Eslandia. Sektor sayap kesulitan melepas umpan silang, lini tengah tampak kebingungan saat menyerang, dan magis Messi yang diharapkan bisa muncul malah hilang entah ke mana. Alih-alih berkontribusi, Messi justru terlihat frustrasi dengan peran yang dijalaninya. 

Penjagaan ekstraketat pemain Eslandia, dan tak adanya pemain lain yang membantunya mengkreasi serangan, membuatnya sulit beraksi seperti biasa. Rasa frustrasi itu makin lengkap, saat Messi gagal mengeksekusi penalti di babak kedua.

Sebenarnya, Argentina tak kurang akal, dengan mereka terus menggempur barikade lini pertahanan Eslandia. Jorge Sampaoli bahkan sampai menurunkan dua penyerang tambahan, yakni Christian Pavon, dan Gonzalo Higuain, mendampingi Aguero dan Messi. 

Tapi, skema ini tak mampu mengubah keadaan. Argentina (dan Messi) sudah terlanjur frustrasi, sementara Eslandia sudah nyaman bertahan total. Praktis, tidak kalah menjadi satu-satunya hal positif, yang bisa didapat Messi dkk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun