Pada Minggu (13/5), akan dilangsungkan laga pekan penutup EPL musim ini, secara serentak. Dengan sudah dipastikannya Manchester City menjadi juara, Manchester United (MU) sebagai runner up, dan 2 tim yang sudah pasti terdegradasi (Stoke City, dan West Brom). Praktis persaingan tersisa, adalah perebutan posisi 3 dan 4, untuk lolos ke Liga Champions musim depan, dan penentuan tim terakhir yang terdegradasi, antara Southampton dan Swansea. Tapi, Southampton (posisi 17, nilai 36, selisih gol -18), berada di posisi lebih nyaman dibanding Swansea (posisi 18, nilai  33, selisih gol -27). Tentu saja, Swansea hanya tinggal berharap, ada mujizat yang bisa menyelamatkan mereka.
Di papan atas, persaingan memperebutkan tiket Liga Champions melibatkan Tottenham Hotspur (posisi 3, nilai 74), Liverpool (posisi 4, nilai 72), dan Chelsea (posisi 5, nilai 70). Diantara ketiganya, tekanan paling ringan berada di kubu Tottenham Hotspur, yang akan menghadapi Leicester City di kandang sendiri. Secara matematis, kemenangan 1-0 atas Newcastle United, Kamis, (10/5, dinihari WIB) mereka tidak akan tergeser dari 4 besar. Jika menang, mereka juga akan lolos langsung, ke fase grup Liga Champions, via posisi 3 EPL, apapun hasil yang didapat Liverpool melawan Brighton.
Tekanan yang gampang-gampang susah, berada di kubu Liverpool. Pekan ini, mereka cukup diuntungkan. Karena akan menghadapi Brighton, yang sudah pasti aman, di Stadion Anfield, markas mereka. Diatas kertas, ini akan tampak mudah bagi Si Merah. Tapi, pada musim ini mereka kerap kerepotan, bahkan kalah, saat menghadapi tim-tim papan bawah. Sebaliknya, mereka kerap merepotkan, saat melawan tim-tim papan atas.Â
Ini akan menjadi tugas tersendiri, bagi pelatih Jurgen Klopp, untuk dapat memotivasi timnya. Supaya, Liverpool dapat bermain sebaik mungkin. Meskipun, mereka hanya butuh hasil imbang, untuk lolos mereka ke Liga Champions musim depan. Tapi, Liverpool jelas membidik kemenangan, sebagai bekal menyambut final Liga Champions di Kiev akhir bulan ini
Tekanan paling berat ada di kubu Chelsea, menyusul hasil imbang 1-1 atas Huddersfield, Kamis (10/5, dinihari WIB). Karena, mereka dituntut harus menang, sambil berharap Liverpool kalah atas Brighton, untuk dapat lolos ke Liga Champions musim depan. Dalam situasi ini, Antonio Conte akan sangat banyak berdoa. Karena, jika ia gagal, ini akan menjadi sebuah penurunan drastis, untuk tim yang sebelumnya juara liga. Kegagalan ini juga akan menjadi alasan Roman Abramovich, untuk mencopot Conte.
Apapun hasil yang nantinya diraih Chelsea dan Liverpool, ini akan menjadi ujian kesetiaan yang cukup serius, bagi para penggemarnya. Bagi fans Liverpool (termasuk saya sendiri), performa Liverpool musim ini sudah cukup baik. Apalagi, mereka mampu lolos ke final Liga Champions musim ini. Jika ternyata gagal finis di 4 besar pun, mereka masih bisa lolos ke fase grup ke Liga Champions musim depan, jika mampu menang di Kiev. Hanya, memang masih perlu ada pembenahan lagi, jika Si Merah ingin bersaing di jalur juara musim depan. Karena, mereka masih punya sejumlah kelemahan, terutama di lini belakang.
Bagi fans Chelsea, musim ini adalah sebuah mimpi buruk. Mengawali musim sebagai juara bertahan, mereka justru akrab dengan inkonsistensi performa. Bahkan, mereka terancam absen di Liga Champions musim depan. Meski nantinya juara Piala FA pun, trofi ini akan terasa hambar, jika mereka gagal finis di 4 besar. Uniknya, situasi hambar seperti ini juga sempat dialami juara Piala FA dua musim terakhir, yakni MU (2015/2016), dan Arsenal (2016/2017). Sebuah pertandakah? Entahlah, yang pasti Chelsea harus siap untuk berbenah cukup banyak, jika ingin berprestasi lebih baik musim depan.
Kompetisi EPL akan mencapai garis finis. Bagaimanakah wujud klasemen akhir EPL musim ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H