Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

El Clasico yang Selalu Penuh Drama

7 Mei 2018   10:25 Diperbarui: 7 Mei 2018   10:38 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sempat terancam hambar, karena tak lagi menentukan nasib kedua tim, laga El Clasico, yang dihelat di Estadio Nou Camp, Senin, (7/5, dinihari WIB), justru berlangsung dramatis, layaknya drama telenovela.

Bahkan, drama ini diawali prolog di luar lapangan, terkait masalah "pasillo" atau "Guard of Honour" yang enggan dilakukan Real Madrid, sebagai balasan kepada Barcelona, yang sebelumnya menolak melakukan "pasillo", saat Real juara Piala Dunia Antarklub beberapa waktu lalu. Apapun argumentasinya, ini tetaplah sebuah drama, yang menjadi "bumbu wajib" rivalitas sengit kedua tim.

Untunglah, panasnya drama soal "pasillo" ini, sedikit didinginkan oleh topik perpisahan Andres Iniesta, kapten Barcelona. Kebetulan, El Clasico kali ini menjadi laga El Clasico terakhir sang kapten. Karena, di akhir musim ini, Don Andres akan meninggalkan Barcelona. Di sini, sisi menjengkelkan sebuah rivalitas, mampu diredam sedikit oleh rasa respek terhadap seorang legenda yang akan pergi.

Memang, dari hasil akhirnya saja, sudah tergambar, seberapa dramatis laga ini. Barcelona dua kali unggul lewat gol-gol Suarez dan Messi. Sementara itu, Real Madrid mampu dua kali menyamakan skor lewat gol-gol Cristiano Ronaldo dan Gareth Bale. Laga pun berakhir dengan skor "damai" 2-2. Hasil ini membuat Barca menjaga rekor tak terkalahkan di liga musim ini. Tapi, hasil ini memperpanjang catatan belum pernah menang Barca di Nou Camp, sejak Real diasuh Zinedine Zidane awal tahun 2016 silam.

Tapi, meski berakhir dengan skor "damai", laga ini tetap mempunyai momen-momen "drama", yang sempat membuat kedua kubu panas-dingin. Di kubu El Barca, momen ini terjadi saat Sergi Roberto dikartu merah oleh wasit Alejandro Hernandez, setelah kedapatan memukul wajah Marcelo. Akibatnya, Barca harus bermain dengan 10 orang sepanjang babak kedua.

Di kubu El Real, momen itu terjadi, saat Cristiano Ronaldo mengalami cedera, dan ditarik keluar oleh Zidane. Tentu saja, ini menimbulkan satu kekhawatiran tersendiri. Karena, dalam waktu kurang dari tiga pekan kedepan, Real akan bertanding di final Liga Champions melawan Liverpool (Inggris). Pastinya, akan gawat jika Ronaldo sampai harus absen. Karena ia adalah ujung tombak tim.

Pihak lain, yang juga panas dingin dengan cedera Ronaldo, adalah timnas Portugal. Seperti diketahui, dalam waktu kurang lebih sebulan ke depan, Piala Dunia 2018 akan berlangsung di Rusia, dengan timnas Portugal sebagai salah satu kontestan. Akan menjadi satu kerugian, jika Ronaldo sampai harus absen. Mengingat, timnas Portugal begitu mengandalkan Ronaldo.

Selebihnya, drama di El Clasico banyak diisi oleh insiden-insiden kecil di lapangan, komentar-komentar para pemain kedua tim pascalaga, dan celotehan warganet di dunia maya. Tentu saja, ini adalah satu warna, yang membuat El Clasico begitu semarak.

Tak bisa dipungkiri, drama adalah bagian tak terpisahkan dari El Clasico. Tanpanya, El Clasico akan terasa seperti ayam geprek tanpa sambal bawang. Tapi, drama ini seharusnya tak perlu sampai berkepanjangan. Karena, El Clasico hanyalah sebuah pertandingan sepak bola, yang berakhir saat wasit meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun