Pada Rabu, (6/3, dinihari WIB), akan berlangsung laga leg kedua babak 16 besar Liga Champions Eropa, antara tuan rumah Liverpool melawan FC Porto di stadion Anfield. Di leg pertama dua pekan lalu, Liverpool sukses menghajar FC Porto dengan skor 5-0, berkat gol-gol Sadio Mane (3 gol), Mohamed Salah, dan Roberto Firmino.
Sekilas, modal ini sangat menguntungkan bagi Liverpool. Karena, mereka tak harus bekerja keras untuk lolos. Kecuali, jika FC Porto mampu tampil luar biasa di Anfield. Boleh dibilang, laga ini tampak seperti laga formalitas bagi kedua tim.
Tapi, jika melihat jadwal laga Si Merah berikutnya, ada satu dilema, yang mau tak mau harus dihadapi. Dilema itu adalah melakukan rotasi pemain, atau tetap tampil dengan kekuatan penuh. Mengapa dilema ini bisa muncul?
Ternyata, pada Sabtu (10/3) mendatang, Liverpool akan bertandang ke markas Manchester United. Selain sarat gengsi, laga ini menjadi ajang perebutan posisi kedua. Bagi Liverpool, laga "Northwest Derby" ini adalah ajang uji kelayakan dan kepatutan, apakah mereka layak bersaing memperebutkan posisi 4 besar EPL atau tidak.Â
Jadi, menjelang laga melawan Porto, Liverpool dihadapkan pada dua pilihan sulit. Pertama, menjaga ritme performa tim yang sedang bagus, dengan menurunkan kekuatan penuh. Kedua, merotasi tim dan melepas laga melawan FC Porto, demi menghadapi United.
Kedua pilihan ini, sebetulnya sama-sama beresiko. Jika tampil "full team", Si Merah akan berhadapan dengan resiko cedera. Selain itu, taktik mereka akan rawan terbaca. Tapi, jika tak tampil "full team", Porto bisa saja menyulitkan. Selain itu, jika hasil yang didapat buruk, ini dapat mengganggu mood positif yang sedang mereka rasakan saat ini.
Praktis, disinilah kecerdasan seorang Juergen Klopp diuji. Melihat situasi, dan kebiasaan Liverpool musim ini, ada kemungkinan, rotasi di beberapa area akan dilakukan. Selain itu, pemain inti, terutama trio Firmino-Mane-Salah tak akan bermain penuh, agar tak kelelahan saat menghadapi United. Tapi, berhubung ini adalah fase gugur ajang Liga Champions Eropa, segala kemungkinan masih mungkin terjadi.
Terlepas dari segala kemungkinan yang ada, laga ini tetap layak dinikmati, terutama oleh fans Liverpool. Karena, inilah laga fase gugur Liga Champions di Anfield, sejak musim 2008/2009. Bisa dibilang, ini adalah momen melepas rindu di ajang Liga Champions, bagi Liverpool dan para suporternya di Anfield, setelah 9 tahun tak berjumpa. Jadi, ini jelas bukan sekadar "laga formalitas" belaka. Karena, kedua tim masih punya 90 menit plus injury time (seperti pada leg pertama). Di sini, Kopites hanya perlu menikmati laga, tanpa perlu merasakan ketegangan berlebih.
Selamat menikmati kembali malam Eropa di Anfield, Kops!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H