Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Montella, "From Zero To (Be) Hero"

9 Februari 2018   08:06 Diperbarui: 9 Februari 2018   08:29 1056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Musim 2017/2018 menyajikan berbagai warna, termasuk naik turunnya performa para pemain atau pelatih. Salah satu pelatih, yang mengalami naik turun yang cukup dramatis di musim ini, adalah Vincenzo Montella (Italia).

Di awal musim, semua terasa begitu cerah bagi Montella, yang kala itu masih melatih AC Milan. Karena, Milan begitu aktif berbelanja di bursa transfer, dengan mendatangkan pemain-pemain berkualitas macam Franck Kessie, dan Leonardo Bonucci. Warna cerah itu makin terlihat, dengan performa cukup bagus Milan di pekan-pekan awal musim ini.

Tapi, memasuki pertengahan musim, performa Milan justru menurun drastis. Di sini, keaktifan belanja Milan justru berbalik menjadi bumerang. Karena, pemain-pemain baru yang dibeli Milan, sulit disatukan Montella dalam waktu singkat. Alih-alih bersaing di papan atas Serie A, Milan malah tertahan di papan tengah. Akibatnya, pada 27 November 2017 Montella pun dipecat, dan posisinya digantikan oleh Gennaro Gattuso.

Sekilas, dipecat Milan akan membuat musim ini menjadi musim yang tampak suram bagi Montella. Tapi, secara tak terduga, pada 28 Desember 2017, Montella ditunjuk menjadi pelatih Sevilla, menggantikan Eduardo Berizzo (Argentina) yang dipecat akibat performa buruk tim.

Melihat catatan kurang meyakinkan Montella saat di Milan, keraguan suporter Sevilla pun muncul. Apalagi, Montella belum pernah melatih di liga Spanyol sebelumnya. Keraguan itu makin menjadi-jadi, setelah Sevilla hanya menang sekali dalam lima laga awal mereka di liga bersama Montella.

Tapi, berkat kesabaran manajemen Sevilla, keraguan itu sedikit demi sedikit mulai bisa terbantahkan, terutama berkat performa oke Sevilla di ajang Copa del Rey. Memang, di bawah arahan Montella, Sevilla sukses mencatat 5 kali menang dan sekali imbang dari 6 laga. Dimulai dari menyingkirkan Cadiz (menang agregat 4-1) di babak perdelapanfinal, Sevilla lalu melaju mulus ke semifinal, setelah menang agregat 5-2 dari tim tangguh Atletico Madrid di perempatfinal.

Seakan belum puas, Sevilla melanjutkan laju positifnya, dengan mengalahkan Leganes, tim asal kota Madrid lainnya, dengan skor 2-0 (agregat 3-1), Kamis (8/2, dinihari WIB), lewat gol yang dicetak Joaquin Correa dan Franco Vazquez. Leganes sendiri sebetulnya adalah tim kejutan, karena di babak sebelumnya tim ini sukses mendepak Real Madrid. Sevilla pun lolos ke final, dan akan menghadapi Barcelona, juara bertahan dalam 3 musim terakhir, yang lolos ke final berkat kemenangan 2-0 (agregat 3-0) atas tuan rumah Valencia di semifinal, Jumat (9/2, dinihari WIB). Gol-gol Barca di laga ini, dicetak oleh Philippe Coutinho dan Ivan Rakitic, masing-masing di menit ke 48 dan 81.

Setelah mengawali musim dengan optimisme, dan menjalani periode suram di Milan, Montella justru sukses mengantar Sevilla ke final Copa del Rey. Boleh dibilang, ia sedang dalam posisi "from zero to (be) hero" musim ini. Jika nantinya sukses menjuarai Copa del Rey bersama Sevilla, Montella berpeluang menutup musim ini dengan meraih prestasi positif di Sevilla, setelah sebelumnya dipecat AC Milan, alias menjadi "from zero to hero".

Mampukah Montella mewujudkannya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun