Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Perjudian Ala Real Madrid

27 Januari 2018   06:23 Diperbarui: 27 Januari 2018   08:25 1599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam dua musim terakhir, pecinta sepak bola, termasuk Madridista, disuguhi dua warna berbeda oleh Real Madrid. Warna pertama adalah cerah, yang mewarnai kiprah Si Putih, di musim 2016/2017. Memang, pada musim ini, mereka sukses menjuarai La Liga, dan mempertahankan titel Liga Champions Eropa. Kehebatan performa El Real saat itu, tak lepas dari performa istimewa Cristiano Ronaldo, yang sukses  memenangkan Ballon d'Or tahun 2017, atau yang kelima bagi CR7.

Sedangkan, warna kedua adalah suram, yang mewarnai kiprah El Real musim ini. Memang, mereka sukses menjuarai Piala Super Spanyol, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antarklub. Tapi, performa mereka di kompetisi donestik merosot tajam dibanding musim lalu.

Di La Liga, El Real terdampar di posisi 4 klasemen sementara, dengan nilai 35 dari 19 laga, terpaut 19 poin dari Barcelona, sang rival abadi, yang sedang nyaman di puncak klasemen (nilai 54 dari 20 laga). Merosotnya performa El Real di liga, berbanding lurus dengan performa Cristiano Ronaldo, yang baru mampu mencetak 6 gol dan 3 assist dari 15 penampilannya. Padahal, biasanya kapten timnas Portugal ini begitu subur dalam hal mencetak gol.

Parahnya, performa buruk Si Putih di La Liga, juga menular ke ajang Copa del Rey. Bahkan, mereka secara mengejutkan tersingkir di babak perempatfinal, setelah kalah 1-2 (agregat 2-2, Leganes unggul gol tandang) dari tim nonunggulan Leganes, Rabu (24/1, waktu Spanyol). Tragisnya, kekalahan ini terjadi di Santiago Bernabeu, kandang mereka. Praktis, performa Real Madrid, di kompetisi domestik kali ini benar-benar jeblok, untuk ukuran klub selevel El Real.

Tapi, performa jeblok mereka musim ini, justru memberi satu berkah terselubung; mereka bisa lebih fokus sepenuhnya ke Liga Champions. Meski ini terlihat seperti perjudian, performa ciamik CR7 di ajang ini (mencetak 9 gol dan 1 assist), bisa jadi salah satu alasan utamanya. Selain itu, sebelumnya mereka sudah pernah mengalami situasi seperti saat ini, yakni pada musim 1997/1998, 1999/2000, 2001/2002, dan 2015/2016.

Dalam 4 musim ini, performa El Real bisa dibilang buruk di kompetisi domestik. Karena, mereka gagal meraih gelar liga maupun Copa del Rey. Bahkan, pada musim 1997/1998 (dilatih Jupp Heynckes) dan 1999/2000 (dilatih Vicente Del Bosque), mereka masing-masing finis di posisi 4 dan 5 La Liga. Tapi, mereka mampu menjuarai Liga Champions Eropa. Agaknya, pola judi yang sama, akan coba dilakukan musim ini.

Kebetulan, situasi Real saat itu mirip dengan sekarang. Dengan makin tipisnya peluang mempertahankan gelar liga, plus sudah angkat koper di Copa del Rey, Liga Champions menjadi gelar tersisa, yang akan fokus mereka perjuangkan, dengan PSG (Prancis) sebagai rintangan awal di babak 16 besar. Inilah harapan terakhir, untuk menyelamatkan peruntungan mereka musim ini. Jika sukses, maka posisi Zidane dan Ronaldo akan aman, Madridista pun bisa sedikit berbangga, tapi jika gagal, musim ini bisa menjadi musim terakhir Zizou melatih Real, sekaligus menandai tamatnya era kejayaan Cristiano Ronaldo di Real Madrid.

Akankah perjudian ini berhasil?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun