Pada bursa transfer Januari 2018 ini, Chelsea melakukan dua jenis manuver belanja pemain. Manuver belanja pertama, adalah menggaet Ross Barkley (gelandang, Inggris) dari Everton. Manuver belanja kedua, adalah mendekati Emerson Palmieri (bek sayap, Brasil), dan Edin Dzeko (penyerang, Bosnia). Dua pemain milik AS Roma ini berusaha diboyong sekaligus oleh Chelsea, dalam satu paket transfer senilai 50 juta euro.
Untuk transfer Barkley dan Palmieri, Chelsea bisa dibilang sudah melakukan manuver cerdas. Karena, keduanya bisa memperkaya opsi taktik rancangan Antonio Conte di posisi masing-masing. Selain itu, dari segi usia, Barkley (24), dan Palmieri (23) bisa menjadi investasi jangka panjang bagi Chelsea.
Tapi, untuk transfer Dzeko, ini adalah manuver yang aneh. Karena, meski masih tajam di AS Roma, Dzeko (32), sudah memasuki usia senja bagi pesepakbola. Apalagi, sejak setengah dekade terakhir, Chelsea sangat jarang membeli pemain berusia 30 tahun keatas. Kalaupun ada, pemain tersebut bukan pilihan utama di tim, kontraknya pun hanya jangka pendek, seperti pada kasus transfer Mark Schwarzer, Samuel Eto'o dan Didier Drogba di musim 2013/2014. Kala itu, Schwarzer, Eto'o dan Drogba masing-masing sudah berusia 41 tahun, 32 tahun, dan 35 tahun. Ketiganya diikat dengan kontrak jangka pendek di Chelsea.
Tapi, meski terlihat aneh, pendekatan Chelsea kepada Dzeko adalah satu hal yang wajar. Bahkan, eks pemain Manchester City ini adalah opsi paling masuk akal, jika dibanding target alternatif lainnya macam Andy Carroll (West Ham), Peter Crouch (Stoke), atau Christian Benteke (Crystal Palace). Memang, ketiga nama ini cukup berpengalaman di liga Inggris. Tapi, performa kurang bagus mereka musim ini bersama klub masing-masing, membuat ketiganya tampak seperti pilihan putus asa bagi Chelsea.

Sebetulnya, pada bursa transfer musim panas 2017 lalu, Chelsea sempat membidik Fernando Llorente (Swansea). Tapi, penyerang asal Spanyol ini memilih pindah ke Tottenham. Alhasil, Chelsea hanya tinggal punya Michy Batshuayi (Belgia) di depan. Sayang, perforna inkonsisten Batshuayi, membuat Chelsea harus mencari opsi alternatif jangka pendek di lini depan, dengan pengalaman pernah main di Liga Inggris. Supaya, masalah adaptasi dapat diminimalkan.
Meski tampak tak biasa, manuver belanja Chelsea ini menyiratkan, Chelsea belum menyerah. Chelsea ingin segera memperbaiki performa menurun mereka musim ini, untuk bisa meraih prestasi positif di akhir musim. Akankah manuver belanja Chelsea kali ini membuahkan hasil?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI