Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Natal Kelabu bagi Manchester United

27 Desember 2017   19:53 Diperbarui: 28 Desember 2017   10:03 2248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bicara soal Natal, satu hal yang biasanya terkait erat dengan hal-hal yang menyenangkan, misalnya hadiah, atau liburan. Tapi, periode Natal kali ini, menjadi Natal kelabu bagi Manchester United. Karena, mereka menuai 2 hasil imbang, dan sekali kalah, dalam 3 laga terakhir mereka. United juga menorehkan catatan selalu kebobolan 2 gol, di 3 laga terakhir.

Periode Natal kelabu Manchester United dimulai dari kekalahan 2-1 atas tim kontestan Divisi Championship, Bristol City, di babak perempat final ajang Piala Liga/Carabao Cup. Okelah, Manchester United (dan Manchunian) bisa berkata, "ini bukan turnamen penting", atau "ini hanya Piala Mickey Mouse", kalau juara bagus, tak juara pun tak apa. Tapi, kekalahan ini tetap tak mengenakkan, mengingat Manchester United adalah tim juara bertahan turnamen, dan lawan yang dihadapi adalah tim, dari divisi lebih rendah.

Hasil minor kembali dipetik Manchester United, di dua laga berikutnya, yakni versus Leicester City, dan Burnley, pada periode Boxing Day EPL. Menghadapi dua tim yang diatas kertas lebih lemah, Manchester United justru mencatat dua hasil imbang dengan skor identik 2-2. 

Akibatnya, Manchester United (posisi 2, nilai 43), tertinggal 12 poin, dari Manchester City (posisi 1, nilai 55). Keunggulan City berpotensi makin jauh, jika mereka mampu mengalahkan Newcastle, Kamis, (28/12, dinihari WIB). Gawatnya, Chelsea (posisi 3, nilai 42), mulai menempel ketat Manchester United.

Performa minor Manchester United ini jelas menunjukkan, ada yang salah dengan tim ini. Di lapangan, meski mereka punya kiper tangguh sekelas David De Gea, pertahanan mereka cukup rapuh. Di lini tengah, mereka kurang kreatif, dan ketajaman lini depan mereka masih inkonsisten. Jadi, akan aneh jika masih ada yang menganggap, Manchester United saat ini baik-baik saja.

Meski terasa kurang mengenakkan, harus diakui, dengan kualitas tim mereka saat ini, Manchester United masih belum kembali ke level "tim kandidat juara liga", seperti pada era Sir Alex Ferguson dulu. Karena, untuk bisa bersaing di jalur juara, sebuah tim harus mempunyai mental bertanding yang tangguh. 

Dari sinilah, konsistensi bisa terbentuk. Inilah yang saat ini belum dimiliki Manchester United, yang masih dalam tahap 'membangun ulang tim' pasca pensiunnya Fergie tahun 2013 silam.

Mengingat belum konsistennya performa Manchester United saat ini, seharusnya Jose Mourinho, selaku pelatih Manchester United, perlu fokus membenahi timnya, daripada hanya sibuk mengkritisi tim lawan atau kinerja wasit. 

Karena, dengan profil tinggi yang dimilikinya, manajemen, dan supporter Manchester United (pastinya) lebih berharap, Mou mampu membawa Manchester United konsisten menjadi juara di lapangan, dibanding sebatas juara berkoar-koar di media.

Dengan grafik performa tim saat ini, praktis mengejar gelar EPL, masih diluar jangkauan Manchester United. Kecuali, jika mereka mampu bangkit secara dramatis, dan performa City mendadak kolaps, di sisa musim ini.

Menariknya, apa yang dialami Manchester United saat ini membuktikan, sebuah sistem kerja yang solid dalam suatu tim (United era Fergie) selalu punya akhir masa edar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun