Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Di Balik Keterpurukan AC Milan

26 Desember 2017   18:48 Diperbarui: 27 Desember 2017   11:18 2763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendatangkan 11 pemain baru, dengan menghabiskan dana 200 juta euro. Itulah manuver AC Milan di bursa transfer musim panas lalu. Ini menjadi penanda era baru AC Milan yang berganti pemilik, dari Silvio Berlusconi (Italia) ke Li Yonghong (Tiongkok). Datangnya pemain macam macam Leonardo Bonucci, Andre Silva, dan Franck Kessie, plus bertahannya kiper muda Gianluigi Donarumma, membuat AC Milan menjadi pusat perhatian di bursa transfer.

Aktifnya Milan di bursa transfer, membuat Milanisti optimis. Jelas, manuver agresif ini, menimbulkan optimisme di kalangan suporter. Kesan 'kaya' yang ditampilkan pemilik baru AC Milan, membuat para pengamat menganggap Milan sudah kembali menjadi kandidat tim pesaing papan atas Serie A.

Tapi, kesan 'wah' Milan ini ternyata hanya tipuan mata. Karena, meski sudah berbenah sedemikian rupa, Milan masih bermasalah di semua sektor. Di jajaran direksi, Milan tak punya perencanaan yang jelas. Dari segi target, dan konsep kerangka tim, Milan belum jelas posisinya. Untuk ukuran tim yang membidik target lolos ke Eropa, belanja mereka terlalu boros. Tapi, untuk ukuran tim penantang juara, mereka belum pantas. Karena, selain Bonucci, kualitas pemain baru yang mereka gaet, belum sepenuhnya teruji, dan kelasnya terkesan 'nanggung'; kelas atas bukan, kelas bawah juga bukan. Jelas, kualitas Mirabelli belum sebanding dengan Adriano Galliani. Li Yonghong pun belum selevel dengan Silvio Berlusconi.

Secara taktik, konsep taktik Milan 'jaman now' juga serba kabur; agresif tidak, defensif juga tidak. Mirisnya, para pemain Milan seperti kekurangan semangat tempur saat bertanding. Ini sangat berbeda, dengan Milan 'jaman old'; tangguh, punya konsep bermain yang jelas, dan penuh semangat.

Situasi ini diperparah, dengan kebiasaan Milan merekrut pelatih minim pengalaman, yang berstatus mantan pemain Milan. Okelah, dengan status sebagai legenda klub, figur seperti Clarence Seedorf, Pippo Inzaghi, atau kini Gennaro Gattuso, sudah mengenal klub dengan baik. Atau, bisa jadi Milan ingin bernostalgia, ke era sukses Fabio Capello, dan Carlo Ancelotti, dua mantan pemain, yang juga sukses melatih Milan. Masalahnya, sosok sekaliber Don Fabio dan Carletto, tidak muncul setiap tahun di Milan.

Bagi kebanyakan pelatih pemula, melatih klub seperti Milan adalah suatu beban mental tersendiri. Karena, meski kini sedang terdampar di posisi papan tengah Serie A, akibat kalah dua kali beruntun (0-3 atas Hellas Verona, dan 0-2 atas Atalanta), Milan adalah klub juara Liga Champions Eropa.7 kali, terbanyak kedua setelah Real Madrid (12 kali). Jelas, status mentereng ini, terlalu berat untuk ditanggung pelatih muda manapun. Kecuali, jika mereka benar-benar berkualitas.

(Masih) terpuruknya Milan kali ini, seharusnya menjadi alarm peringatan, untuk mereka memperjelas semuanya sejak awal, terutama dalam hal target prestasi atau pola permainan. Untuk saat ini, langkah "ritiro" (pemusatan latihan) lanjutan, yang diambil pelatih Gennaro Gattuso, memang menjadi sebuah solusi darurat paling logis. Tapi, jika ternyata situasi tetap buruk, mau tak mau, Milan harus berani mengontrak pelatih berpengalaman dengan profil tinggi, agar Milan (minimal) tak finis di papan tengah Serie A musim ini. Karena, jika situasi muram ini terus berlanjut, bukan tak mungkin Milan akan makin turun kelas, entah jadi klub papan tengah, atau bahkan terdegradasi ke Serie B.

Akankah periode suram Milan ini segera .berakhir?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun