Sangat aktif berbelanja pemain di bursa transfer, layaknya "Miss Jinjing", tapi progres kemajuannya masih jalan di tempat. Itulah yang sedang dialami AC Milan saat ini. Meski mendatangkan sejumlah pemain bagus macam Leonardo Bonucci, Andre Silva, dan Franck Kessie, plus mengorbitkan Patrick Cutrone dari tim junior, nyatanya performa Milan masih mengkhawatirkan. Padahal, dengan tingkat kesibukan belanja yang sama, Internazionale, sang rival sekota, sukses mencatat performa bagus di Serie A.Â
Hanya saja, aktivitas belanja Milan selalu disorot media. Sedangkan, Inter memakai gaya belanja "operasi senyap". Ironisnya, Inter menuai sukses, di bawah arahan Luciano Spaletti, pelatih yang belum lama bertugas di Inter. Sementara itu, perkembangan Milan, pada tahun kedua di bawah arahan Vincenzo Montella justru stagnan.
Awalnya, keaktifan Milan, di bursa transfer musim panas, membuat mereka kembali diperhitungkan di Serie A. Terbukti, Si Setan Merah mampu mencatat 4 kemenangan, di lima laga awal Serie A, yakni atas Crotone (menang 3-0), Cagliari (2-1), Udinese (2-1), dan SPAL (2-0), dengan diselingi kekalahan 1-4 dari Lazio. Sebuah start yang cukup bagus, untuk ukuran klub yang performanya kerap inkonsisten. Tak heran, optimisme Milanisti kembali muncul.
Tapi, memasuki pekan keenam, penyakit inkonsisten Milan kembali kambuh. Sejak kalah 0-2 dari Sampdoria (24/9), Milan menjalani masa puasa kemenangan di liga. Karena, mereka berturut-turut kalah dari Roma (0-2), dan Inter (2-3).
Paceklik kemenangan ini berlanjut, saat mereka bermain imbang 0-0 versus Genoa, Minggu (22/10) waktu Italia) lalu. Dalam laga ini, Milan cukup beruntung. Karena mereka hanya bermain dengan 10 orang, sejak Leonardo Bonucci dikartu merah di menit ke 24. Akibatnya, Milan terdampar di posisi 11 klasemen sementara Serie A, dengan mencatat 4 kemenangan, sekali imbang, dan 4 kali kalah. Hasil ini, membuat kapabilitas Montella mulai dipertanyakan.Â
Nama Gennaro Gattuso (pelatih tim Primavera AC Milan) pun mulai dikait-kaitkan, dengan posisi pelatih AC Milan. Satu-satunya yang jadi nilai plus Montella saat ini adalah, performa Milan di Liga Europa, yang masih belum terkalahkan. Bisa dibilang, Milan sedang mengalami penderitaan di Serie A, di bulan Oktober ini.
Jika dilihat lagi, performa minor Milan belakangan ini, sebetulnya tak mengagetkan. Meski tampil cukup bagus di pekan-pekan awal Serie A, kekalahan 1-4 atas Lazio, membuka tabir kelemahan Milan. Situasi makin rumit, karena Montella masih kesulitan, dalam menemukan komposisi skuad, dan rancangan taktik ideal untuk Milan. Maklum, komposisi skuad Milan musim ini dirombak besar-besaran, dengan datangnya banyak pemain baru. Jelas, menyatukan mereka dalam satu tim dengan cepat, bukan perkara mudah. Akibatnya, Si Merah-Hitam menuai hasil minor belakangan ini.
Performa Milan, khususnya di bulan Oktober ini, benar-benar mengkhawatirkan. Di sini, Montella harus segera menemukan rancangan taktik ideal. Jika tidak, ia akan dipecat, dan periode "Oktober derita", yang sedang dialami Milan saat ini, akan menjadi periode awal, dari musim penuh penderitaan lainnya, bagi Milan, setelah mereka sempat menjalani awal musim yang menjanjikan.
Akankah Milan segera menyudahi paceklik kemenangan di Serie A?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H