Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Di Balik Performa Jeblok Persib Bandung

20 Oktober 2017   01:09 Diperbarui: 20 Oktober 2017   01:27 2374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Enam kali imbang, dan 1 kali kalah. Itulah rapor performa Persib Bandung, di 7 laga terakhir. Kemenangan terakhir Pangeran Biru, diraih 4 September silam, saat mengalahkan tuan rumah Sriwijaya FC, dengan skor 4-1. Terkini, mereka bermain imbang 0-0, saat menjamu Madura United, Kamis (19/10). Akibatnya, Persib terpaku di posisi 11 klasemen sementara Liga 1, dengan nilai 38.

Dengan 5 laga tersisa, praktis Persib sulit menembus papan atas klasemen. Dari lima laga itu, tiga diantaranya adalah laga tandang, ke markas tim jago kandang: Persela Lamongan, Borneo FC (laga tunda), dan Persija Jakarta. Tanpa bermaksud meremehkan, dengan performa Persib saat ini, sulit bagi mereka, untuk dapat mencuri poin penuh, di ketiga laga ini, apalagi menyapu bersih.

Kesempatan sapu bersih justru lebih terbuka, di laga kandang mereka. Karena, Maung Bandung hanya tinggal menghadapi Mitra Kukar, dan Perseru Serui, dua tim papan bawah, dengan performa tandang mengkhawatirkan. Tapi, keduanya tetap tak boleh diremehkan. Karena, mereka sedang berusaha lolos dari zona degradasi. Bisa jadi, ini akan menyulitkan.

Jika Persib adalah klub, dengan target awal tak terdegradasi, posisi mereka saat ini, adalah suatu prestasi. Tapi, faktanya, Persib adalah klub, yang selalu memasang target minimal finis di papan atas, syukur-syukur juara. Jadi, posisi mereka saat ini, adalah sebuah aib. Apalagi, tim ini diisi pemain-pemain berlevel nasional, plus pemain asing sekelas Michael Essien (eks pemain timnas Ghana), dan Ezechiel N'Douassel (timnas Chad). Belum lagi, mereka punya Bobotoh, yang begitu fanatik, dan sponsor yang amat banyak. Jadi, soal dana (sebetulnya) tak ada masalah di Persib.

Jelas, dari segi finansial, dan kualitas materi pemain, Persib sudah memenuhi segala prasyarat, untuk dapat bersaing di papan atas Liga 1. Tapi, kenapa performa mereka belakangan ini justru jeblok?

Ada beberapa faktor, yang menyebabkan performa Persib merosot belakangan ini.

Pertama, Persib merekrut pemain yang salah. Kesalahan ini tampak, saat mereka merekrut Carlton Cole (Inggris, eks pemain Chelsea) di awal musim. Di sini, Persib, yang terlanjur silau dengan CV Cole, justru merekrut kucing dalam karung. Karena, kondisi fisik Cole tak bugar. Akibatnya, Cole tak pernah bermain penuh, apalagi mencetak gol. Belum lagi, Sergio Van Dijk cedera parah. Otomatis, lini depan Persib pun tumpul.

Kedua, adanya campur tangan berlebihan, dari manajemen tim, pada aspek teknis di lapangan. Ini terlihat jelas, dari selalu membaurnya Umuh Muchtar, selaku manajer (direktur teknik) klub di bench, bukan di tribun VIP stadion, layaknya klub-klub di Eropa. Padahal, posisinya lebih tinggi dari pelatih. Akibatnya, pelatih kurang leluasa, dalam menjalankan tugasnya. Di sini, wewenang pelatih, dan manajer (direktur teknik) masih tumpang tindih. Normalnya, ada pembagian tugas yang jelas, antara manajer, dan pelatih. Sehingga, fokus, dan performa bertanding tim di lapangan dapat tetap terjaga utuh.

Ketiga, pergantian pelatih. Seperti kita ketahui, Persib sempat mengalami beberapa kali pergantian pelatih, di Liga 1 musim ini; dari Djadjang Nurdjaman, ke Herrie "Jose" Setiawan, lalu dari Herrie Setiawan ke Emral Abus. Djadjang Nurdjaman mundur, akibat performa jeblok tim. Sementara itu, Herrie Setiawan menjalani kursus kepelatihan, untuk meraih lisensi A AFC, syarat lisensi minimal untuk pelatih Liga 1. Sehingga, Emral Abus terpilih sebagai pelatih interim Persib, mengingat lisensi A AFC yang dimilikinya.

Hanya saja, masalah lain muncul. Emral Abus hanya bisa bertugas "part time" di Persib. Karena, pelatih senior asal Sumatera Barat ini, juga sedang bertugas, sebagai instruktur kursus kepelatihan AFC. Akibatnya, persiapan Persib pun tak maksimal, seperti performa mereka belakangan ini. Jadi, jika melihat situasi tim belakangan ini, 7 laga tanpa kemenangan adalah hasil yang wajar. Satu-satunya hal yang patut disyukuri adalah, Persib hanya sekali kalah.

Performa jeblok, yang dicatat Persib di Liga 1 musim 2017 ini, seharusnya dapat menjadi bahan evaluasi untuk tim. Terutama, jika Persib ingin meraih prestasi bagus musim depan. Apa yang dialami Persib musim ini menunjukkan, pentingnya pembagian tugas yang jelas, dan pengambilan keputusan yang tepat dalam sebuah tim, pada setiap posisi, untuk mencegah terjadinya tumpang tindih wewenang, antarpihak terkait. Supaya, fokus dan performa tim dapat terjaga utuh. Dari sinilah, tim dapat meraih prestasi bagus.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun