"The Godfather", adalah julukan dari fans Bayern Munich, untuk Josef "Jupp" Heynckes (72). Julukan ini diberikan, berkat kesuksesannya mengantar Bayern meraih "treble winners" (Bundesliga, DFB Pokal, dan Liga Champions) tahun 2013. Sisa-sisa anggota tim peraih treble ini, masih menjadi kerangka skuad The Bavarians saat ini, misalnya Thomas Mueller, Manuel Neuer, Jerome Boateng, dan David Alaba. Meskipun, beberapa diantaranya sudah hengkang atau pensiun, misalnya Phillip Lahm, Dante Bonfim, Bastian Schweinsteiger, dan Mario Mandzukic. Inilah warisan Heynckes untuk Bayern. Karena, tepat setelah meraih treble, ia pensiun sebagai pelatih, dan menjauh dari hiruk pikuk sepak bola Eropa.
Tapi, 4 tahun setelahnya, tepatnya Jumat (6/10), secara tak terduga, Heynckes kembali dari masa pensiun, setelah ditunjuk Bayern Munich, menggantikan Carlo Ancelotti, yang dipecat Kamis (28/9) lalu, akibat menuai sejumlah hasil buruk, termasuk kalah 0-3 dari PSG, di ajang Liga Champions. Sebelumnya, Bayern gencar dikaitkan dengan Thomas Tuchel (tanpa klub, eks pelatih Borussia Dortmund), dan Julian Nagelsmann (Hoffenheim). Di sini, nama Heynckes sama sekali tak pernah disebut.
Di Bayern, Heynckes diikat kontrak hingga akhir musim kompetisi 2017/2018. Ini adalah periode keempatnya melatih Bayern. Sebelumnya, Heynckes sempat melatih Bayern tahun 1987-1991, 2009, dan 2011-2013. Menariknya, inilah periode keduanya, sebagai "caretaker" Bayern. Sebelumnya, peran ini pernah dijalaninya tahun 2009, saat menggantikan Juergen Klinsmann.Â
Kala itu, Bayern yang sedang terseok-seok, seperti saat ini, mampu dibawanya finis di posisi dua klasemen akhir Bundesliga. Perolehan poin mereka (67) hanya kalah dua poin dari Wolfsburg (69), sang juara Bundesliga, yang kala itu masih diperkuat  Edin Dzeko, penyerang berpostur jangkung asal Bosnia (kini di AS Roma).
Penunjukan Heynckes ini, adalah langkah paling rasional untuk Bayern, dalam situasi darurat seperti saat ini. Kebetulan, untuk situasi darurat semacam ini, Heynckes pernah mengalaminya di Bayern tahun 2009. Pengalaman melatihnya pun tak perlu diragukan lagi. Jadi, ia takkan terlalu kesulitan. Kedekatannya dengan para pemain, suporter, dan petinggi klub, juga akan mempermudah jalannya proses rekonsolidasi dalam tim.
Selain itu, Heynckes juga punya waktu lebih, untuk membenahi tim. Karena, pada periode kali ini, ia ditunjuk saat kompetisi masih di putaran awal. Situasi ini amat berbeda dengan saat ia bertugas di Bayern tahun 2009, sebagai "caretaker" seperti saat ini. Kala itu, ia tak bisa berbuat banyak. Karena, ia baru mulai bertugas, di pekan-pekan terakhir kompetisi. Jadi, ada secercah harapan bagi Bayern saat ini, untuk dapat segera bangkit kembali.
Kembalinya "The Godfather", memang membawa secercah harapan. Tapi, sedikit keraguan juga mengjringinya. Karena, Heynckes sudah 4 tahun tidak melatih tim manapun. Menarik ditunggu, bagaimana perjalanan kiprah Heynckes, dalam periode keempatnya melatih Bayern.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H