Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Akhir Teka-teki Klub Tujuan Kylian Mbappe

28 Agustus 2017   17:38 Diperbarui: 28 Agustus 2017   17:43 1840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada bursa transfer musim panas 2017 ini, banyak terjadi transfer pemain, yang melibatkan sejumlah pemain muda (berusia 23 tahun atau kurang) berbakat. Misalnya, Andre Silva (dari FC Porto ke AC Milan), Youri Tielemans (Anderlecht ke AS Monaco), Bernardo Silva (AS Monaco ke Manchester City), dan Ousmane Dembele (Borussia Dortmund ke Barcelona).

Dari segi prosesnya, kepindahan para bintang muda ini, rata-rata cukup mulus. Kalaupun berliku, kerumitan itu hanya berkutat pada masalah harga yang belum "deal", bukan soal klub tujuan si pemain. Karena, klub tujuan si pemain sudah jelas di mana rimbanya, tanpa ada teka-teki lagi.

Tapi, diantara semua transfer pemain muda itu, transfer Kylian Mbappe (18), adalah pengecualian. Karena, proses transfer bintang muda timnas Prancis ini cukup berliku, dan penuh teka-teki. Maklum, selain masih berusia muda, performa Mbappe musim lalu juga cukup memukau, dengan mencetak total 26 gol dari 44 laga bersama AS Monaco. Performa bagus Mbappe, turut berkontribusi mengantar AS Monaco juara Ligue 1, dan menembus semifinal Liga Champions.

Karenanya, wajar jika Mbappe diminati klub-klub besar Eropa, misalnya Real Madrid, Barcelona, PSG, dan Manchester City. Situasi ini membuat AS Monaco lalu memasang banderol hingga 180 juta euro, untuk klub manapun, yang ingin merekrut Mbappe. Apalagi, AS Monaco baru saja ditinggal pergi Bernardo Silva, Benjamin Mendy, dan Tiemoue Bakayoko, yang sama-sama memutuskan pindah ke EPL. Jelas, Monaco belum benar-benar siap, jika harus ditinggal Mbappe juga.

Awalnya, harga transfer yang dipasang AS Monaco, sukses membuat para peminat Mbappe berpikir ulang. Real Madrid sudah disesaki pemain berkualitas di lini serang. Sedangkan, Manchester City sudah menggelontorkan dana besar untuk berbelanja pemain baru. Walaupun punya modal finansial kuat, jika nekat membeli Mbappe, City akan terkena sanksi embargo transfer, akibat melanggar regulasi "Financial Fair Play" UEFA.

Peminat lainnya, yakni Barcelona, belakangan mundur, setelah sukses memboyong Ousmane Dembele. PSG juga memutuskan berpikir ulang. Apalagi, mereka baru saja sukses mengangkut Neymar dari Barcelona, seharga 222 juta euro. Jika transfer ini nekat mereka lakukan, PSG akan terkena sanksi embargo transfer, akibat melanggar regulasi "Financial Fair Play" UEFA.

Sekilas, AS Monaco sudah sukses mengontrol keadaan. Tanpa diduga, di saat semua tampak aman terkendali inilah, PSG melakukan taktik operasi senyap, untuk memboyong Mbappe. Dengan cerdik  mereka memanfaatkan ketidaksiapan Mbappe bermain di luar negeri, untuk mendekatinya secara personal. Selain itu, PSG juga meyakinkan Mbappe, bahwa bersama Neymar, ia adalah bagian penting proyek ambisius PSG, untuk dapat sukses di Prancis maupun Eropa.

'Pdkt' yang dilakukan PSG ini, sukses menggoyahkan hati Mbappe. Sehingga, penyerang berbakat ini mengajukan permohonan transfer ke pihak manajemen AS Monaco. Alhasil, AS Monaco pun membuka negosiasi dengan PSG. Sebagai konsekuensinya, Mbappe sama sekali tak boleh bermain bersama AS Monaco, hingga negosiasi dengan PSG tuntas.

Akhirnya, setelah melalui proses negosiasi yang rumit, pada Minggu (27/8) lalu, AS Monaco sepakat meminjamkan Mbappe selama setahun ke PSG, dengan opsi pembayaran 180 juta euro di akhir masa pinjaman. Melihat situasinya, manuver ini sangat cerdik. Karena PSG mampu mengakali ancaman sanksi UEFA dengan baik. Sementara, bagi AS Monaco, ini adalah jalan tengah terbaik. Karena, jika Mbappe, yang sudah tak fokus, dipaksa bertahan, itu akan mengganggu kekompakan dalam tim. Lagipula, uang yang akan didapat cukup besar, dan bisa dipakai untuk membangun tim

Pada saat yang sama, transfer Mbappe ke PSG ini membuktikan, sepak bola kini bukan sekadar olahraga, industri, atau industri olahraga. Sepak bola modern  adalah sebuah proyek industri olahraga yang berharga mahal, tapi mempunyai potensi nilai jual fantastis. Terutama, jika klub mampu terus meraih prestasi, berkat rencana meraih sukses jangka panjang yang matang, (termasuk dalam hal pendanaan), dan dapat diwujudkan secara kongkrit, lewat suatu tindakan nyata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun