Hasil imbang rasa kemenangan. Begitulah kira-kira gambaran tepat, untuk hasil imbang tanpa gol, yang didapat Garuda Muda atas Vietnam, dalam laga Grup B cabor sepak bola SEA Games, di Stadion Selayang, Selangor, Malaysia, Selasa (22/8). Dengan hasil ini, Indonesia hanya perlu fokus menghadapi Kamboja, pada laga pamungkas Grup B. Targetnya jelas, menang setelak mungkin, sambil berharap salah satu dari Vietnam, atau Thailand menang, saat kedua tim berhadapan di laga pamungkas.
Jika melihat bagaimana performa Timnas Indonesia sepanjang laga ini, kita serasa sedang ikut bermain bersama Hansamu Yama dkk. Benar-benar mendebarkan. Tapi, jika melihat bagaimana situasi timnas, sebelum, dan selama laga berlangsung, ini adalah hasil yang sungguh istimewa.
Bayangkan saja, sebelum laga berlangsung saja, timnas sudah kehilangan Evan Dimas, motor serangan tim. Selama laga ini berlangsung, timnas digempur habis oleh Vietnam. Akibatnya, kita hanya bisa bertahan, sambil sesekali bergerilya lewat serangan balik. Belum lagi, timnas Vietnam tak segan-segan bermain keras. Anehnya, wasit yang bertugas di laga ini sangat hemat kartu kepada pemain Vietnam, tapi royal mengobral kartu kepada pemain Indonesia.
Seakan belum cukup, penderitaan timnas di laga ini masih mendapat bonus tambahan; dikartu merahnya Hanif Sjahbandi, dan cederanya kiper Satria Tama. Akibatnya, timnas Indonesia hanya bisa bertahan total, dengan didukung gelombang besar doa bercampur rasa cemas, dari seluruh suporter, termasuk Anda dan Saya. Untungnya, pertandingan, yang bagaikan film thriller ini, berakhir imbang tanpa gol. Sungguh sangat melegakan.
Tapi, meski melegakan, dan patut disyukuri, kita tak boleh terlalu larut dalam kegembiraan. Karena, perjuangan Garuda Muda di SEA Games belum selesai. Mereka masih harus menghadapi Kamboja di laga pamungkas. Di sini, kita hanya perlu membiarkan timnas fokus mempersiapkan diri, demi meraih kemenangan, dengan mencetak gol sebanyak mungkin.
Jika melihat bagaimana progres perkembangan performa timnas, di bawah racikan Luis Milla, apapun hasil yang diraih timnas, pada SEA Games kali ini, akan menjadi sebuah kesalahan besar, jika pelatih Luis Milla dicopot dari jabatannya, terutama jika ternyata timnas kembali gagal meraih medali emas. Karena, Milla sedang membentuk pola bermain timnas, dengan kerjasama tim, dan mental bertarung yang cukup kuat, agar bisa kompetitif. Untuk saat ini, apa yang sedang dibentuk Milla mulai terlihat. Tapi, ini masih jauh dari sempurna. Alangkah baiknya, jika PSSI mau bersabar, dan tidak berpikir pendek.
Satu-satunya hal nonteknis, yang patut disyukuri, dari timnas kita saat ini adalah; timnas kita bertanding di luar negeri, sehingga, segaduh apapun sorotan media, dan netizen di Indonesia, itu belum (dan semoga tidak) mengganggu persiapan timnas. Tentunya, kita semua sama-sama berharap, Garuda Muda dapat terus kompak, fokus dan tampil sebaik mungkin. Sehingga, timnas dapat meraih prestasi setinggi mungkin di SEA Games kali ini.
Tetap fokus Indonesia, perjuangan belum selesai!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H