Pada gelaran SEA Games 2017 di Malaysia ini, kita semua dikejutkan, dengan insiden salah cetak bendera Indonesia, pada buklet panduan turnamen, oleh panitia lokal. Kesalahannya simpel, tapi cukup fatal: bendera merah putih milik Indonesia, terbalik warnanya, menjadi putih merah, layaknya bendera Polandia.
Celakanya, buklet itu sudah kadung disebarluaskan ke publik, tak mungkin ditarik semuanya. Maka, wajar jika Kementerian Luar Negeri Indonesia, melayangkan protes ke pemerintah Malaysia. Karena, kesalahan fatal ini, menyangkut salah satu simbol negara, dan memicu kemarahan masyarakat Indonesia.
Kekesalan itu makin memuncak, saat dalam laga cabor sepak bola, antara Timnas Indonesia versus Timor Leste, Minggu (20/8) lalu. Pada prosesnya, laga ini lebih mirip film laga, daripada pertandingan sepak bola, dengan bumbu tendangan kungfu ala Felipe Olivera, pembiaran oleh wasit, dan gaya main keras menjurus kasar ala Timnas Timor Leste. Untunglah, timnas menang 1-0, berkat gol sundulan Marinus Wanewar.
Tapi, laga yang dipimpin wasit asal Malaysia ini, menyisakan kekecewaan. Karena, Evan Dimas dikartu kuning, akibat dinilai melakukan aksi diving oleh wasit. Akibatnya, Evan harus absen, saat timnas menghadapi Vietnam, Selasa (22/8), akibat terkena akumulasi kartu kuning. Sebelumnya, Evan sudah mendapat kartu kuning, saat timnas menekuk Filipina 3-0, Kamis (17/8) lalu. Otomatis, ini akan menjadi PR tersendiri bagi pelatih Luis Milla, dalam menyusun strategi menghadapi Vietnam.
Semua kontroversi ini, memantik sebuah khayalan usil di pikiran saya: dengan dipasangnya bendera Polandia, Malaysia sebetulnya mengizinkan timnas Indonesia memakai pesepakbola muda dari Timnas Polandia. Supaya, timnas Indonesia dapat meraih medali emas sepak bola, yang sudah lama didamba-dambakan. Dalam kasus ini, tentunya nama-nama tenar seperti Wojciech Sczesny, Jakub Blaczikowski, dan Robert Lewandowski tidak dapat disertakan. Karena, mereka sudah berusia di atas 23 tahun.
Meski tanpa bintang-bintang di atas, timnas U-23 Polandia, masih mempunyai Arkadiusz Milik (penyerang), dan Piotr Zielinski (gelandang), yang sama-sama merumput di Napoli (Italia). Ada juga Bartosz Kaputska, gelandang serang milik Leicester City (Inggris). Tentunya, tambahan tenaga 3 pemain ini sudah cukup menambah kekuatan Garuda Muda. Kalaupun Evan Dimas absen, efeknya takkan seheboh sekarang. Lawan pun akan makin ketar-ketir, saat menghadapi timnas. Meraih medali emas? Ah gampang.
Tapi untunglah, timnas kita menolak kebaikan Malaysia tadi. Karena, timnas kita tak ingin menang terlalu mudah di SEA Games 2017 ini. Akan sangat memalukan, jika kita menang, dengan membuat tim lawan tampak bagai bocah baru belajar menendang bola. Jadi, berjuang dengan kekuatan sendiri, jelas lebih greget, dan lebih terhormat. Toh, pemain timnas kita sudah punya modal Semangat 45 di setiap babak. Selain itu, ada suporter, yang selalu setia mendampingi. Jadi, Garuda Muda hanya perlu menyatukan semua kekuatan yang ada, untuk menghadapi setiap rintangan. Karena, seperti kata pepatah, "bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh".
Ayo Indonesia, kita bisa!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H