Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Di Balik Rencana Transfer Neymar ke PSG

1 Agustus 2017   23:04 Diperbarui: 2 Agustus 2017   11:02 3816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada bursa transfer musim panas ini, banyak terjadi aktivitas jual-beli pemain di liga-liga Eropa. Ada yang sudah diresmikan, ada yang masih dalam proses, ada juga yang masih berupa rencana atau hanya gosip. Kadang, proses transfer itu juga dibumbui drama. Misal, faktor rivalitas antartim, konflik antarpihak terkait, dan lain-lain.

Tapi, diantara semua aktivitas transfer yang terjadi sejauh ini, rencana transfer Neymar ke PSG adalah yang paling menarik perhatian. Karena, klub asal kota Paris ini berencana mengaktifkan klausul pelepasan Neymar dari Barcelona seharga 222 juta euro (Rp 3,4 triliun). Angka ini sesuai dengan nilai klausul pelepasan Neymar di Barcelona. Selain itu, PSG menawari Neymar gaji bersih sebesar 30 juta euro (sekitar Rp 450 milyar) setahun plus bonus-bonus.

Dari segi harga, angka 222 juta euro jelas sangat fantastis, dua kali lebih besar dari rekor dunia transfer saat ini, atas nama Paul Pogba, yang dipulangkan Manchester United dari Juventus, dengan tebusan 105 juta euro tahun 2016 lalu. Nilai klausul pelepasan Neymar, juga mengalahkan total belanja AC Milan, yang pada bursa transfer musim panas 2017, sejauh ini sudah menggelontorkan dana 189,5 juta euro, untuk mrmboyong 10 orang pemain baru. Bisa dibilang, harga jual seorang Neymar setara dengan membeli 11 pemain starting eleven (untuk ukuran liga top Eropa).

Harga 222 juta euro, untuk menggaet seorang Neymar mungkin terlihat gila. Tapi, harga itu bukan tanpa alasan. Ada beberapa faktor yang membuat angka fantastis ini terlihat masuk akal.

Pertama, tentu saja faktor teknis. Sejak perginya Zlatan Ibrahimovic tahun lalu, PSG tak punya pemain "difference maker". Dalam artian, pemain tersebut mempunyai mental juara, dan mampu mempengaruhi hasil akhir pertandingan. Memang, PSG punya Edinson Cavani. Tapi, penyerang asal Uruguay ini kurang bisa diandalkan di laga krusial. Di sini, figur pemain semacam Neymar jelas dibutuhkan. Lagipula, performanya di Barcelona terbukti bagus, dengan torehan 105 gol plus 80 assist dari 186 penampilannya bersama Barca. Selain itu, Neymar sudah pernah meraih gelar Liga Champions, gelar yang memang sangat didambakan PSG. Pengalaman ini, menjadi nilai tambah tersendiri dari Neymar.

Kedua, faktor komersial. Jelas, sebagai klub sepak bola profesional, PSG membutuhkan figur ikonik, yang dapat mendongkrak popularitas, dan keuntungan klub. Dari segi pemasaran, adanya sosok ikonik seperti Neymar, juga dapat membantu klub, untuk memperluas pangsa pasar, atau menarik sponsor di level global. Kebetulan, PSG saat ini belum mempunyai sosok ikonik, sejak ditinggal Ibrahimovic tahun lalu.


Di sini, PSG jelas mempunyai visi "go international", dan menjadi klub populer di dunia. Agaknya, mereka mulai menyadari, dari mana sumber utama pundi-pundi uang tim raksasa tradisional Eropa; popularitas skala global. Memang, saat ini PSG disokong raja minyak dari Qatar. Tapi, itu tidak bisa terus diandalkan. Apalagi, di Eropa, UEFA mempunyai aturan Financial Fair Play, yang tak boleh dilanggar. Dalam kasus rencana transfer Neymar, PSG menerapkan seutuhnya konsep bisnis "high risk high return", dengan perhitungan bisnis yang cermat. Mereka berani meneluarkan uang sebanyak itu, dengan mempertimbangkan popularitas, dan keunggulan teknis kelas dunia yang dimiliki Neymar.

Dilihat dari harganya, jika PSG nekat membeli Neymar, mereka akan melanggar regulasi Financial Fair Play UEFA. Karena, dengan membayar 222 juta euro, keseimbangan neraca keuangan PSG akan terganggu. Mereka pun akan terkena sanksi embargo transfer, jika dalam satu tahun pembukuan laba-rugi mencatat angka kerugian melebihi ketentuan UEFA, yakni sebesar 30 juta euro (Rp sekitar 450 miliar).

Tapi, PSG tak hilang akal, mereka berupaya menggandeng Qatar Oryx Sports Investment (BUMN Qatar), selaku perusahaan induk mereka, sebagai pihak ketiga. Nantinya, gaji Neymar akan dibayar sepenuhnya, oleh BUMN asal Qatar ini. Sehingga, kondisi keuangan PSG tetap aman. Kebetulan, pemerintah Qatar juga sedang mencari figur berpopularitas global seperti Neymar, untuk mempromosikan Piala Dunia 2022 yang akan digelar di Qatar, dan mempopulerkan olahraga sepak bola di Qatar. Secara regulasi, cara ini masih legal. Karena, saat ini masih belum ada aturan tegas, mengenai kepemilikan pihak ketiga atas pesepakbola.

Rencana transfer Neymar ke PSG memang terlihat tak masuk akal. Tapi, ini menjadi contoh aktual, bahwa sepak bola modern tidak hanya bicara soal teknis, tapi juga soal bisnis. Lagipula, dalam era industrialisasi sepak bola seperti sekarang, sepak bola bukan sekadar olahraga, sepak bola adalah sebuah industri olahraga.

Bagaimanakah akhir saga transfer Neymar ini?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun