Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Teknologi Statistik yang Mengubah Wajah Sepak Bola Modern

23 Mei 2017   15:34 Diperbarui: 24 Mei 2017   16:35 1445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Selama ini, jika bicara soal sepakbola, hal-hal yang dibahas umumnya berkutat pada gol, pemain di lini serangan, atau blunder di lini pertahanan. Bicara soal posisi, posisi yang paling banyak disorot, atau dianggap menjadi peran utama, adalah posisi lini serang (gelandang/penyerang). Posisi di lini pertahanan (bek/kiper), hanya dianggap peran antagonis, atau malah sebagai figuran belaka. Meskipun, kedua posisi ini, sebenarnya mempunyai peran yang sama penting.

Selama bertahun-tahun, dikotomi (pembedaan) persepsi nilai peran, antara posisi bertahan, dan menyerang ini, telah sukses menghasilkan ketimpangan penilaian. Pemain, yang berposisi menyerang, cenderung lebih diapresiasi, daripada pemain bertahan. Sehingga, wajar jika pemain berposisi menyerang, lebih banyak mendapat penghargaan bergengsi.

Contoh fenomena ini dapat kita lihat, pada sosok pemenang penghargaan Ballon d'Or. Sejak tahun 2006, hanya ada 1 pemain, dari lini pertahanan, yakni Fabio Cannavaro (bek, Italia, 2006), yang mampu meraihnya. Selebihnya, penghargaan ini dikuasai pemain dari lini serang, yakni Ricardo Kaka (2007), dan duet Cristiano Ronaldo-Lionel Messi, yang mendominasi sejak 2008 hingga kini.

Tapi, syukurlah, kemajuan teknologi, termasuk dalam hal statistik, mampu memberi manfaat positif, kepada sepakbola. Dengan diterapkannya teknologi statistik di sepakbola modern, penilaian, terhadap performa pemain, kini menjadi lebih objektif. Karena, performa si pemain benar-benar dinilai secara menyeluruh dari tiap aspek. Selain gol, dan assist, aspek-aspek lain, seperti persentase akurasi umpan, akurasi tekel, total menit bermain, jumlah penyelamatan, jumlah pelanggaran, daya jelajah, dan lain-lain, dinilai tanpa ada yang terlewat.

Hebatnya, penilaian mendetail itu, tidak hanya sebatas nilai kolektif, tapi juga per individu. Selain itu, penilaian ini, juga mengukur performa pemain, berdasarkan posisi bermainnya. Maka, tak heran, jika performa pemain posisi bertahan seperti Gianluigi Donnarumma (kiper), David Luiz dan Leonardo Bonucci (bek), dan N'Golo Kante (gelandang bertahan), mulai banyak diapresiasi. Bahkan, N'Golo Kante, sukses meraih penghargaan Pemain Terbaik EPL (Player of The Year) musim 2016/2017, berkat performa bagusnya bersama Chelsea musim ini. Dengan semakin objektifnya penilaian atas performa seorang pemain, mungkin Cannavaro bukan pemain bertahan terakhir, yang meraih Ballon d'Or.

Bagi pemain, dan tim pelatih, penilaian mendetail ini, dapat dijadikan media evaluasi kinerja. Supaya performa individu, maupun tim secara keseluruhan, dapat terus dimonitor, sambil ditingkatkan. Bagi tim lawan, ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi, untuk dijadikan acuan, dalam menyusun taktik. Sedangkan, bagi media dan suporter, data statistik kinerja pemain ini, dapat dijadikan acuan, untuk menilai performa si pemain secara objektif. Bagi penyelenggara kompetisi, data statistik ini, merupakan salah satu pertimbangan, dalam memberikan penghargaan, atas performa seorang pemain.

Tak bisa dipungkiri, kemajuan teknologi statistik, yang diterapkan di sepakbola modern, mampu mengubah wajah sepakbola masa kini. Penerapan teknologi statistik di sepakbola, telah membuat sepakbola menjadi lebih detail. Pada saat bersamaan, teknologi statistik juga mulai mampu mengikis dikotomi, antara pemain di lini serang, dengan pemain di lini pertahanan. Sehingga, tidak ada lagi posisi bermain "anak emas" atau "anak tiri" di sepakbola.

Pada dasarnya, sepakbola adalah olahraga tim, yang pada prosesnya terdapat kegiatan menyerang, dan bertahan, dengan gol dan hasil akhir pertandingan, sebagai hasilnya. Perpaduan, antara proses dan hasil ini tak dapat terpisahkan, dan mempunyai peran sama penting, seperti halnya peran pemain posisi menyerang, dan bertahan di sepakbola. Karena, tak ada hasil, yang dapat dicapai, tanpa melalui proses.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun