Pada gelaran Liga 1 Indonesia 2017, yang akan dimulai, pertengahan April 2017 mendatang, PSSI membuat beberapa regulasi baru, seperti kebijakan marquee player, pembatasan jumlah pemain usia 35 tahun ke atas dalam satu klub, dan lain-lain. Dari sekian banyak regulasi tersebut, ada satu regulasi baru yang sangat tidak biasa, yaitu, naiknya batas jumlah pergantian pemain dalam satu laga, dari yang sebelumnya 3 pemain, menjadi 5 pemain.
Dari sisi regulasi, ini jelas melanggar aturan FIFA, soal jumlah maksimal pergantian pemain, pada laga resmi, yaitu 3 pemain. Memang, pada Olimpiade 2016 cabang olahraga sepakbola, FIFA menambah jumlah pergantian pemain menjadi 4. Tapi, aturan tersebut masih dalam tahap uji coba. Selain itu, dalam aturan baru ini, pergantian pemain keempat, hanya bisa dilakukan, di babak perpanjangan waktu, pada fase gugur sebuah turnamen piala, bukan pertandingan liga. Dalam regulasi FIFA sendiri, aturan 5 pergantian pemain (atau lebih), biasa diberlakukan, pada laga ujicoba antarnegara, laga amal, atau pertandingan pramusim antarklub, yang sifatnya bukan kompetisi resmi.
Walaupun aneh, sebetulnya regulasi yang dicetuskan PSSI ini bertujuan, menambah peluang tampil, untuk pemain muda. Tapi, penerapan regulasi ini, perlu persetujuan FIFA lebih dulu, supaya aturan ini tidak dianggap ilegal, dan kita tidak kembali dijatuhi sanksi FIFA, akibat melanggar regulasi FIFA. Jika regulasi ini disetujui, dan dapat diterapkan, aturan ini mempunyai konsekuensi negatif, terutama jika diterapkan juga, pada musim-musim kompetisi berikutnya.
Pertama, aturan ini akan menurunkan level kualitas pertandingan. Karena, pertandingan yang sifatnya kompetisi resmi, terkesan seperti laga ujicoba. Di sini, pemain akan dimanjakan, resiko cedera mereka juga akan berkurang. Tapi, level kebugaran mereka justru akan menurun, akibat menit bermain, dan intensitas pertandingan yang terbatas.
Kedua, aturan ini akan menimbulkan 'gegar budaya', saat klub Indonesia berlaga di kompetisi antarklub Asia (Piala AFC atau Liga Champions Asia). Begitu juga, saat pemain timnas kita, membela timnas, di laga resmi internasional. Karena, regulasi jumlah maksimal pergantian pemain yang dipakai, adalah 3 pemain, sesuai regulasi FIFA. Perbedaan ini, jelas akan mempengaruhi taktik, performa, dan persiapan bertanding tim.
Bicara soal 'perbedaan' regulasi, kita tentu ingat, betapa berbedanya interpretasi aturan offside, antara yang biasa diterapkan di Indonesia, dengan regulasi offside yang ditetapkan FIFA. Perbedaan mendasar ini, berdampak pada pola main, dan performa bertanding klub, dan timnas kita, di tingkat internasional. Tentunya, jangan sampai ada lagi, perbedaan mendasar, yang memberi dampak negatif, bagi kompetisi domestik, dan timnas kita.
Daripada membuat regulasi inovatif yang aneh, dan memicu kegaduhan tak perlu, sebaiknya PSSI menetapkan regulasi baru lain, yang lebih bermanfaat. Misalnya, dengan menetapkan batas maksimal jumlah anggaran gaji, dan besaran jumlah deposit (modal dana) minimum klub tiap musimnya. Agar klub dapat mengarungi kompetisi sampai selesai, tanpa meninggalkan tunggakan gaji.
Inovasi itu.penting. Tapi, jika inovasi tersebut cenderung memberikan dampak negatif, inovasi itu adalah bencana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H