Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menguji "Tango" Tanpa Messi

29 Maret 2017   00:16 Diperbarui: 29 Maret 2017   20:00 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak debut tahun 2005, Lionel Messi adalah bagian tak terpisahkan dari timnas Argentina. Pemain kidal bernomor punggung 10 ini, adalah kapten, dan separuh jiwa tim Tango. Tanpa Messi, Argentina bukan lagi Argentina. Ibarat orkestra musik, Messi adalah dirigen, ahli mengatur tempo, yang perannya belum dapat tergantikan.

Memang, Messi di timnas, berbeda dengan di klubnya. Di klub, Messi lebih banyak berperan, sebagai penuntas serangan. Posisinya adalah pemain sayap, atau no 9 palsu. Sedangkan di timnas, Messi adalah pengatur serangan, sekaligus penyelesai serangan, di posisi penyerang lubang, alias no 10. Meski tak setajam di klub, topskor sepanjang masa Argentina (59 gol dari 118 laga) ini, mampu menjadi pemain andalan tim Tango, sejak era kepelatihan Alfio Basile (2006-2008), hingga Edgardo Bauza (pelatih saat ini).

Saking tergantungnya pada Messi, saat Messi harus absen karena cedera, November 2016 lalu, performa Argentina menurun tajam. Ketika itu, Tim Tango dipaksa bermain imbang, melawan Venezuela dan Peru, plus kalah dari Paraguay, di Pra Piala Dunia 2018, Zona Amerika Selatan. Performa, dan posisi tim, baru mulai membaik, saat Messi kembali. Termasuk, saat mereka mengalahkan Cile 1-0, Kamis (23/3) lalu, berkat gol penalti Messi. Dengan kemenangan ini, Argentina menjaga peluang lolos ke Rusia.

Tapi, masalah muncul, menjelang laga melawan Bolivia, Selasa (28/3, waktu Bolivia). Messi, yang dalam laga melawan Cile, kedapatan bersitegang dengan hakim garis, dan menolak bersalaman dengan wasit, dan hakim garis usai laga, harus menerima sanksi FIFA, berupa hukuman denda, dan larangan bertanding 4 laga. Sanksi itu mulai efektif berlaku, sejak Selasa (28/3). Akibatnya, Messi harus absen, saat Argentina melawan Bolivia, Uruguay, Peru, dan Venezuela. Messi baru dapat berlaga, saat Argentina melawan Ekuador, Oktober 2017 mendatang.

Absennya Messi, akan menjadi kerugian bagi Argentina. Mengingat krusialnya peran Messi di tim. Tapi, di sisi lain, ini menjadi peluang, bagi pelatih Edgardo Bauza, untuk menyusun 'rencana B' dalam timnya. Dari sisi taktis, adanya rencana B, akan menjadi keuntungan, khususnya jika diterapkan, pada jeda internasional berikutnya, bulan Juni mendatang.

Pertama, adanya rencana B akan memberi opsi taktik baru, jika Messi berhalangan tampil, atau dimatikan lawan. Kedua, ini akan menjadi ajang unjuk gigi, bagi pemain potensial, macam Paulo Dybala, atau bahkan Mauro Icardi, yang selama ini jarang tampil. Dari sinilah, kedalaman kualitas tim akan diuji. Bagi Argentina, absennya Messi, adalah momen 'uji kepatutan dan kelayakan', untuk dapat lolos ke Rusia. Mampukah Argentina lulus ujian?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun