Gudjohnsen, adalah nama yang identik dengan sepakbola Eslandia, sejak hampir 4 dekade terakhir. Gudjohnsen yang pertama, adalah Arnor (lahir tahun 1961). Pemain, yang selama aktif bermain, berposisi sebagai striker ini, aktif memperkuat timnas Eslandia, antara tahun 1979-1997, dengan raihan 14 gol dari 73 penampilan. Raihan ini tergolong wajar, karena pada saat Arnor aktif, Eslandia bukan tim yang sekuat sekarang, dan tidak pernah lolos ke Piala Eropa, maupun Piala Dunia.
Di level antarklub, puncak karir Arnor diraih, saat memperkuat klub Anderlecht (Belgia) tahun 1983-1990. Di level domestik, ia meraih 3 gelar Liga Belgia, 2 Piala Belgia, dan 2 Piala Super Belgia, bersama Anderlecht Prestasi terbaiknya, di level antarklub Eropa adalah finalis Piala UEFA (kini Liga Europa) 1984, dan finalis Piala Winners (almarhum) 1990. Sedangkan, prestasi individunya adalah top skorer liga Belgia musim 1986-1987, dengan 19 gol.
Gudjohnsen berikutnya, adalah Eidur (lahir tahun 1978), yang merupakan anak Arnor. Seperti sang ayah, Eidur adalah seorang striker. Ia mulai aktif membela timnas Eslandia tahun 1996, dengan timnas Estonia sebagai lawan. Saat debut, menghadapi Estonia, tahun 1996, Eidur masuk menggantikan sang ayah, saat jeda laga. Eidur terakhir kali membela timnas, saat Eslandia menghadapi Prancis, di babak 8 besar Euro 2016. Di laga itu, Eslandia kalah 2-5. Tapi, ia masih belum pensiun hingga kini. Total, Eidur tampil 88 kali bersama timnas Eslandia, dan mencetak 26 gol. Capaian ini, sekaligus menjadikannya top skor timnas Eslandia sepanjang masa.
Di level antarklub, Eidur meraih sejumlah trofi, saat memperkuat PSV Eindhoven (Belanda, 1994-1996), Chelsea (Inggris, 2000-2006), dan Barcelona (Spanyol, 2006-2009). Di PSV, Eidur meraih 1 gelar Liga Belanda. Bersama Chelsea, 2 gelar Liga Inggris, dan 1 gelar Piala Liga berhasil ia raih. Capaian paling bersejarah dalam karirnya, diraih di musim terakhirnya bersama Barca. Ketika itu, Barca berhasil meraih treble winner (La Liga-Copa del Rey-Liga Champions Eropa) pertamanya. Secara pribadi, Eidur menjadi pemain asal Eslandia pertama, yang berhasil menjuarai Liga Champions Eropa. Raihan ini, menandai akhir masa puncak karir sepakbolanya. Setelahnya, ia berpindah-pindah klub. Terakhir, ia memperkuat Pune City, klub Liga Super India, tahun 2016.
Melihat usianya, yang sudah 38 tahun, tampaknya Eidur tidak akan tampil lagi bersama timnas Eslandia. Kiprah sepakbola dinasti Gudjohnsen, sepertinya juga akan berakhir, saat Eidur nantinya benar-benar pensiun sebagai pemain.
Tapi, ternyata Eidur sudah punya calon penerusnya. Ia adalah Arnor Borg Gudjohnsen (16 tahun), adik seayah Eidur, tapi lain ibu. Pada Selasa (14/3) lalu, Arnor Borg resmi pindah, dari Breidablik UBK (Eslandia) ke Swansea City (Inggris), setelah sebelumnya menjalani trial di Swansea sejak awal tahun 2017. Nantinya, Arnor Borg akan dididik selama 2 tahun di akademi Swansea, sebelum masuk ke tim senior Swansea.
Dari posisinya, posisi bermain Arnor Borg berbeda dengan ayah dan kakaknya, yang berposisi sebagai pemain no 9, alias penyerang murni. Ia adalah tipe pemain no 10, alias penyerang lubang, atau setipe dengan Gylfi Sigurdsson, pemain andalan Swansea asal Eslandia. Bisa jadi, Arnor Borg akan dijadikan, sebagai calon penerus Sigurdsson di Swansea, dan penerus 'dinasti' Gudjohnsen, di timnas Eslandia kelak. Tampaknya, nama Gudjohnsen memang sudah ditakdirkan, untuk selalu lekat, dengan sepakbola Eslandia. Akankah Arnor Borg mampu berprestasi, seperti ayah dan kakaknya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H