Setelah melalui proses negosiasi yang rumit, dan panjang, akhirnya pada Jumat (3/3) mendatang, AC Milan akan berganti pemilik, dari Silvio Berlusconi (Italia), ke SES (konsorsium perusahaan multibidang asal Tiongkok), pimpinan Li Yonghong. Pada proses pengambilalihan ini, SES harus membayar ongkos 740 juta euro (sekitar Rp 10,8 triliun), termasuk utang klub sebesar 220 juta euro di dalamnya, ke Berlusconi. Pergantian kepemilikan ini, menandai berakhirnya era Berlusconi di Milan, yang dimulai sejak 10 Februari 1986. Tepatnya, saat Berlusconi resmi mengambil alih Milan, dari Giuseppe Farina (pimpinan sebelumnya), dengan ongkos 40 juta lira. Sebagai catatan, mata uang lira sudah tidak berlaku di Italia, sejak 1 Januari 1999. Karena, Italia sudah memakai mata uang euro.
Selama 31 tahun memimpin AC Milan, Berlusconi sudah mendatangkan banyak pemain bintang. Mulai dari Ruud Gullit, Marco van Basten, George Weah, Andriy Shevchenko, Alessandro Nesta, sampai Ricardo Kaka, datang silih berganti. Meski banyak mendatangkan pemain bintang, Milan era Berlusconi juga memberi ruang, untuk pemain didikan akademi Milan. Paolo Maldini, Massimo Ambrosini, hingga Gianluigi Donnarumma, menjadi contoh didikan akademi Milan, yang mampu menjadi pemain utama klub.
Di area teknis, Berlusconi mempercayakan penuh, urusan teknis klub, kepada Adriano Galliani, yang menjadi CEO klub, sejak 1986 hingga kini. Soal merekrut pelatih, Milan era Berlusconi, konsisten merekrut pelatih muda, sebagai pelatih baru klub, dengan Vicenzo Montella (42, pelatih saat ini), sebagai yang terkini. Meski pernah sukses, dengan merekrut Arrigo Sacchi, Fabio Capello, dan Carlo Ancelotti, Milan juga pernah gagal, saat merekrut pelatih muda macam Clarence Seedorf, Fillippo Inzaghi, dan Christian Brocchi.
Meski selalu diwarnai siklus pasang surut, Berlusconi berhasil mendatangkan 29 trofi ke Milan, baik di level domestik, benua, maupun antarbenua (Piala Dunia Antarklub). Termasuk, 5 gelar Liga Champions (1989,1990, 1994, 2003, dan 2007). Terkini, Si Merah Hitam sukses menjuarai Piala Super Italia 2016. Bisa dibilang, ini adalah trofi perpisahan, sebelum Berlusconi lengser.
Tapi, bagaimanapun, sebuah masa selalu memiliki awal dan akhir, seperti Berlusconi dan Milan. Akankah Milan bisa segera kembali bangkit, di tangan pemilik barunya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H