Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Geliat Duo Roma

28 Februari 2017   14:29 Diperbarui: 28 Februari 2017   14:33 1485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada musim 2016/2017 ini, baik AS Roma, maupun SS Lazio, sama-sama sedang tampil bagus di Serie A. Hingga pekan ke 26, kedua klub sama-sama mampu bertahan, di lima besar klasemen.

Lazio, yang kini dilatih Simone Inzaghi (adik Fillipo Inzaghi), duduk di posisi 5, setelah menang 1-0 atas Udinese, Minggu (26/7, waktu Italia), berkat gol Ciro Immobile.Nilai mereka (50), hanya berselisih 4 poin, dari Napoli (peringkat 3, nilai 54), tim penghuni batas akhir zona Liga Champions di Serie A.

Sedangkan, AS Roma mampu mengamankan posisi 2, setelah mengalahkan Inter Milan 3-1 di Giuseppe Meazza, Senin (27/2, waktu Italia). Kemenangan AS Roma diraih, setelah dua gol Radja Nainggolan, dan gol penalti Diego Perotti, hanya mampu dibalas Inter, lewat satu gol Mauro Icardi. Dengan kemenangan ini, tim asuhan Luciano Spalletti, mampu menjaga jarak dengan Juventus. Meski nilai mereka (59), masih tertinggal 7 poin dari Juve (66) di puncak, setidaknya, mereka mampu menjaga tekanan, kepada sang capolista.

Selain di dalam lapangan, kedua tim juga sedang menggeliat di luar lapangan. Ini karena, baik Lazio, maupun Roma, sama-sama sedang mencanangkan proyek pembangunan stadion baru. Langkah ini ditempuh, karena minimnya pemasukan kedua klub, dari pemasukan tiket, di Stadio Olimpico (70.600 penonton, disewa AS Roma dan Lazio, sejak tahun 1953), khususnya dalam beberapa musim terakhir. Pemasukan keduanya minim, karena tarif sewa stadion, yang harus dibayarkan ke Comitato Olimpico Nazionale Italiano (CONI, KOI-nya Italia), selaku pemilik stadion, cenderung tetap, sedangkan rataan penonton, dari musim ke musim, cenderung menurun.

Proyek pembangunan stadion baru, oleh Roma dan Lazio, akan menjadi yang kedua dan ketiga di Italia. Sebelumnya, Juventus menjadi yang pertama, dengan J-Stadium (41.500 penonton) nya, yang dibuka tahun 2011 silam. Stabilnya pemasukan klub, berkat stadion yang dimiliki sendiri, mampu membuat Juve stabil, baik dalam hal finansial, dan prestasi. Umumnya, kebanyakan klub di Italia masih memakai stadion kandang mereka, dengan sistem sewa. Karena stadion-stadion di Italia, umumnya dimiliki dan dikelola pemerintah daerah setempat. Faktor inilah, yang membuat pemasukan klub-klub Italia, tak sebanyak di EPL atau La Liga.

Lazio, mencanangkan proyek pembangunan Stadio Delle Aquile (55.000 tempat duduk), yang sedang dalam proses pengajuan izin, dan penentuan lokasi, yang cukup rumit. Tentunya, ini masih sangat jauh dari selesai. Kerumitan ini, disebabkan, karena manajemen Lazio menolak lokasi lahan, yang sebelumnya diajukan Pemerintah Kota Roma, yakni Stadio Flaminio. Padahal, stadion rugby, berkapasitas 30.000 penonton ini, pernah menjadi kandang sementara bagi Lazio, saat Stadio Olimpico direnovasi tahun 1990 silam.

Di lain pihak, AS Roma akan segera memulai proyek pembangunan Stadio Della Roma (52.500 penonton, dapat diperluas lagi menjadi 60.000 penonton). Proyek ini dapat segera dimulai, setelah pihak klub AS Roma, mendapat ijin pembangunan stadion, dari pemerintah kota Roma, 24 Februari 2017 lalu. Lahan yang akan dijadikan stadion, adalah arena pacuan kuda Tor di Valle. Diperkirakan, proyek ini akan selesai, paling cepat tahun 2019 mendatang. Uniknya, lokasi Tor di Valle, terletak di distrik Lazio, salah satu basis suporter Lazio.

Meski agak terlambat, dibanding klub-klub EPL, dan sebagian klub La Liga, memiliki stadion sendiri, mulai jadi proyek prioritas klub-klub Serie A. Mereka mulai sadar, pemasukan, dari penjualan tiket, dan sewa penggunaan stadion (misal untuk konser musik) yang dimiliki sendiri, akan lebih menguntungkan. Selain itu, memiliki stadion sendiri, akan menjadi tanda, bahwa klub tersebut benar-benar sudah mandiri, dan profesional. Bagi Liga Serie A Italia, kemandirian klub, dalam hal memiliki stadion sendiri, akan menjadi suatu modal tersendiri, untuk mengejar ketertinggalan saat ini, dan kembali bersaing, dengan liga-liga top Eropa lainnya, di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun