Kemajuan teknologi belakangan ini sungguh luar biasa. Jika dulu hanya ada media telepon dan SMS, untuk berinteraksi, maka di era digital seperti sekarang, ada blog, media sosial, aplikasi chatting, video call, dan lain-lain. Selain kaya pilihan, media digital masa kini juga memiliki beberapa kelebihan.
Pertama, lebih hemat biaya, karena hanya memerlukan koneksi wi-fi, atau paket data internet, sebagai modal utama. Dengan demikian, kita tidak perlu pusing, jika harus sering berkirim pesan, atau menelepon tiap harinya. Karena, besaran biayanya jauh lebih murah, daripada bertelepon atau berSMS.
Kedua, media digital bersifat multifungsi. Karena tidak hanya sekedar untuk menelepon atau berkirim pesan, media interaksi digital juga menjadi sumber informasi, tempat berjualan, bermain game, tempat mencari kerja, atau mencari jodoh. Belakangan, media interaksi digital, mulai menyaingi peran media televisi dan radio, dengan adanya layanan streaming, dengan jangkauan lintas batas. Selain itu, muncul juga situs media online, yang perlahan menggeser peran media cetak.
Ketiga, media digital saat ini sudah menjadi 'kantor' baru bagi jutaan orang. Karena, media digital menjadi sarana banyak orang, untuk mengasah potensinya, baik dalam hal menulis, berdagang, menyanyi, atau yang lainnya. Dari media digital inilah, masyarakat dapat memberdayakan dirinya. Sehingga, mereka dapat mandiri secara finansial dan ekonomi.
Dari aspek ekonomi makro (nasional), media digital memberi banyak manfaat. Pertama, media digital adalah tempat subur bertumbuhnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), yang potensi nilai jualnya tinggi. Karena, jumlah pengguna internet di negara kita, yang terus naik tiap tahunnya. Jangkauan media digital yang lintas batas, juga membuat peluang ekspor tiap produk, menjadi lebih terbuka, karena media digital adalah media berskala global.
Kedua, media digital dapat menjadi salah satu sarana menekan angka kemiskinan, dan pengangguran nasional. Pesatnya pertumbuhan UMKM, dan perusahaan yang menggunakan media digital, berpotensi menyerap banyak tenaga kerja. Selain di bidang perdagangan, media digital juga sudah merambah bidang transportasi. Belakangan, bermunculan sarana transportasi berbasis media online (digital), yang kini menyebar di beberapa daerah, dan terbukti mampu menyerap banyak tenaga kerja.
Dari sisi perorangan, media digital menjadi ruang "narsis produktif", bagi para blogger atau vlogger. Lewat karya-karya mereka, mereka dapat meraih pundi-pundi penghasilan, dan memberdayakan diri. Di sini, mereka dapat bermanfaat, bagi diri sendiri, dan sesama, sambil bernarsis ria.
Tapi, selain bermanfaat, dan berpotensi ekonomi besar, media digital juga dapat membawa mudarat (masalah). Khususnya jika disalahgunakan. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi negara, karena dimanfaatkannya kemajuan teknologi dengan benar, ternyata juga dibarengi, dengan naiknya angka kejahatan, yang memanfaatkan teknologi. Bentuknya beragam, misalnya berita hoax, penipuan, ujaran kebencian, dan lain-lain. Celakanya, nilai potensi kerugian, akibat penyalahgunaan ini, sama, dan kadang lebih besar, daripada nilai manfaatnya. Apalagi, media digital sudah menjadi bagian, dari budaya masa kini Indonesia.
Karena potensi nilai manfaat, dan mudaratnya inilah, diperlukan adanya edukasi di masyarakat. Supaya dapat membangun budaya digital yang konstruktif, bukan merusak. Sehingga, pertumbuhan pengguna media digital Indonesia, akan menjadi pertumbuhan yang berkualitas. Nantinya, dari pertumbuhan berkualitas inilah, bangsa Indonesia akan semakin maju di masa depan. Karena, pertumbuhan kuantitas (jumlah), yang tidak disertai dengan pertumbuhan kualitas, hanyalah sebuah kesia-siaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H