Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Copa Sudamericana 2016: Ketika Sportivitas Menjadi Juara

10 Desember 2016   07:40 Diperbarui: 10 Desember 2016   10:59 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sportif, adalah satu sikap yang diharapkan ada pada setiap insan olahraga (sport), termasuk sepakbola. Dalam sepakbola, sikap sportif tertuang dalam bentuk fair play, yang termuat dalam FIFA Law of The Game. Sayangnya, belakangan ini, sikap sportif kadang, hanya dianggap sebagai sikap jabat tangan sebelum dimulainya pertandingan. Saat pertandingan, sikap kasar, dengan alasan profesionalitas, menjadi hal yang jamak terjadi. Sering kita melihat, adanya pelanggaran kasar, atau perkelahian antarpemain, dalam suatu pertandingan. Hal ini seolah mengatakan aturan fair play cuma teori, praktek di lapangan, lain cerita. 

Celakanya, perilaku negatif dalam lapangan, juga menular ke pelatih, petinggi klub, dan suporter. Sepakbola tidak lagi dipandang sebagai sebuah olahraga (sport), tetapi, sebuah permainan (game) belaka. Hasil akhir dianggap sebagai  yang utama. Segala cara untuk meraih sukses lalu ditempuh, termasuk melakukan pengaturan skor, seperti kasus Calciopoli (2006), dan Scommespoli (2012), yang  terjadi di Italia. Situasi semacam ini, kemudian menjadi sebuah lingkaran setan, yang terus berulang.

Tetapi, syukurlah, situasi semacam ini, tidak berlaku di final Copa Sudamericana (Liga Europa-nya Amerika Selatan) edisi 2016. Tragedi kecelakaan pesawat, yang dialami tim Chapecoense, justru disikapi secara sportif, oleh Atletico Nacional, yang sedianya menjadi lawan. Melalui situs resminya, mereka menyatakan;

"Dengan mempertimbangkan aspek kemanusiaan, Atletico Nacional meminta Conmebol (Konfederasi Sepakbola Amerika Selatan) untuk memberikan gelar juara Copa Sudamericana, kepada Chapecoense, sebagai bentuk penghormatan, atas kecelakaan yang melukai olahraga ini. Dari kami dan selamanya, Chapecoense adalah juara Copa Sudamericana 2016."

Tak sebatas menyatakan, Atletico Nacional juga mengirim permohonan resmi kepada Conmebol sebagai tidak lanjut. Gayung  pun bersambut, pada  Senin (5/12), melalui akun  Twitter resminya Conmebol lalu mengeluarkan pernyataan resmi berikut;

"Dewan Conmebol memutuskan, untuk mendeklarasikan Chapecoense sebagai juara Copa Sudamericana edisi 2016, dan memberikan penghargaan khusus, kepada Atletico Nacional, sebagai Tim Fair Play Conmebol Abad Ini."

Apa yang diraih Chapecoense ini, adalah pelipur lara di tengah tragedi. Meskipun, gelar juara yang mereka raih ini, tidak sebanding dengan nyawa anggota tim yang meninggal. Sedangkan, bagi Atletico Nacional, sikap mereka mencerminkan nilai sportivitas; pada saat lawan tertimpa musibah, pertandingan final tak lagi penting. Karena nyawa manusia jauh lebih berharga, dibandingan sebuah trofi juara. Sehingga, boleh dikata, sportivitas menjadi juara sejati Copa Sudamericana edisi 2016, yang akan terus diingat sepanjang masa.

 Salut!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun