Mohon tunggu...
Yosepri Alfazi
Yosepri Alfazi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

www.kuberbagi17.com\r\nMembaca adalah kunci awal sebelum menulis.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Beginikah Praktek Pembuatan SIM???

12 Januari 2015   15:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:19 6325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti inikah prosedur pembuata SIM ? Apa praktek ini terjadi juga didaerah sobat atau tidak ? Inilah pengalaman yang sangat sangat mengesankan bagiku, mengesankan dalam arti negatif ketika membuat Surat Izin Mengemudi (SIM) C.

Rasa kesalku masih ada ketika mengingat proses pembuatan SIM C yang kuikuti pada Agustus 2014 lalu. Bagaimana tidak, proses yang diikuti begitu mengecewakan. Waktu itu pukul 06 pagi aku berangkat menuju kota kabupaten mengendarai sepeda motor, guna membuat Surat Izin Mengemudi (SIM). Jarak tempuh dari tempat tinggalku menuju kota sekitar 1 jam dengan kecepatan sedang.

Pukul 07.15 aku tiba di Kantor Samsat, sesampainya disana kantor belum buka, petugas bilang kantor buka pada pukul 08.00. Okelah.. aku tunggu. Aku bertemu seorang bapak yang ingin memperpanjang SIM nya. Lama bercerita dengan beliau tak terasa sampailah pada pukul 08.00. Kami mendekati kantor. Seorang petugas menanyakan syarat-syarat yang ditentukan. “surat keterangan kesehatannya mana ?”, Tanya petugas, “kalau belum ada silahkan buat suratnya di klinik disebelah, bapak jalan keluar nanti belok kiri, pas disitu kantornya”, ujar petugas. Uuuh,.. aku mulai kesal, ya memang syaratku kurang. Ok I admitted, my mistakes.

Tiba dikantor klinik. Pintu masih tertutup rapat dan sepi. Aku coba untuk mengetuk pintu namun tidak ada jawaban. “assalamu’alaikum…!, lagi lagi tidak ada respon. Ooii.. belum buka ka, jam 09.00 baru buka kliniknyo….”, kata seorang penjual empek-empek disitu. Ya tuhaaan…., beginikah melayani ratyat, aku bergumam. Aku semakin kesal karna jam segini belum buka sedangkan sudah banyak sekali orang berkumpul menunggu, adapun batas buka pembuatan SIM hanya sampai pukul 12.00 siang saja. Aku memutuskan sarapan lagi, makan empek-empek dan mie goreng. Kekesalanku berujung pada empek-empek yang kusantap, aku tidak menyadari sudah berapa empek-empek yang sudah kumakan. Ujung-ujungnya kuterka saja, tapi tidak meleset jauh kok dengan jumlah yang makan, sepertinya begitu. Piiss..

Pukul 09.12, aku kembali ke klinik, ..Masya Allah.. antrian meminta surat keterangan sudah panjang sekali. Karena sebelum klinik buka orang-orang sudah berdatangan. Setelah beberapa menit akhirnya aku masuk juga. Ternyata prosedur pembuatan Surat Keterangan Sehat very simple sob…, cukup isi biodata dan bayar Rp. 25.000. surat pun keluar. Aku tidak tau berapa orang setiap harinya datang untuk membuat SIM. Bayangkan saja kalau dalam sehari 50 orang x 25.000 = 1.250.000 x 1 bulan. ?

Setelah itu aku kembali ke kantor Samsat, lalu mengisi formulir. Sekitar 100 orang berkumpul disana, dan masih terus berdatangan. Aku menyerahkan formulir dan kembali duduk. Kalian tau berapa lama aku menunggu sob… 2 jam namaku belum dipanggil juga. Sedangkan orang yang baru saja datang, langsung menerima panggilan tanpa menunggu lama. Ada juga yang hanya bilang ke salah satu petugas dengan PERUT BESAR, dan hanya duduk sebentar lalu sudah dipanggil. Si Perut besar itulah yang mengurus. Betapa geramnya melihat praktek seperti ini.

Oh ya. Pembuatan SIM ini bukan melalui tes melainkan jalur nembak, tidak ada yang ingin membuat SIM dengan jalur TES, kok gitu ? untuk apa TES, ujung-ujungnya tetap tidak diluluskan, (beda ya tidak lulus dan tidak diluluskan) dan diminta untuk nembak saja. Hal ini dialami oleh saudara sepupu ku sendiri. Setelah itu dia memutuskan tidak akan membuat SIM lagi.

Pukul 10.55 namaku dipanggil, anehnya bukan untuk perfotoan, melainkan diminta mengerjakan soal tes, untuk apa TES kalau ujung-ujungnya nembak juga. Kujawab soal-soal pilihan ganda tersebut. Lucunya disebelahku ada juga peserta yang mengerjakan soal. Namun dia tidak menjawab, yang menjawab dan menulis salah satu dari petugas di Samsat, si PERUT BESAR lainnya. Aku keluar setelah mengumpukan jawaban tadi. Sambil menunggu datanglah seorang bapak dan berbicara padaku, “nak… kalau tidak ORANG DALAM, ya seperti jadinya…”. Aku semakin kesal. ORANG DALAM adalah orang yang mempunyai hubungan dengan petugas yang ada di Samsat, mulai dari kerabat dekat, keluarga, atau teman dsb terhadap si pembuat SIM.

Pukul 11.07, aku dipanggil ke kantor, seorang petugas muda bilang kepadaku, “ bapak tidak lulus, kalau mau LULUS bayar aja, biaya nya 400.ribu..”, bagaimana ? kalau tidak, silahkan datang lagi besok…”. Tanpa banyak bicara kuletakkan uang 400 ribu diatas meja dengan hentakan. Kekesalanku memuncak,” pak …semua orang tau kalau disini nembak semua, jadi kenapa harus pakai TES segala, cuma formalitas, tidak dikoreksi. UUD,  Ujung-ujungnya duit.

Pukul 12.05 pembuatan SIM baru selesai setelah mengikuti sekian prosedur yang …………….

Beginikan proses pembuatan SIM ???, dan sekarang ada program baru, Pembuatan SIM via Online, semoga lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun