Mohon tunggu...
Yosepri Alfazi
Yosepri Alfazi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

www.kuberbagi17.com\r\nMembaca adalah kunci awal sebelum menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengenal Perguruan Tinggi Pesantren & Mahasiswa Santri

24 Februari 2015   19:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:35 1013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Apa itu Universitas/Perguruan Tinggi Pesantren?

Universitas/Perguruan Tinggi Pesantren pada hakikatnya adalah suatu perguruan tinggi yang cikal bakalnya adalah pesantren dan dimaksudkan sebagai kelanjutan pendidikan pesantren. Latar belakang yang mengilhami pesantren mendirikan lembaga pendidikan ini, tidak lepas dari suatu kesadaran moril pesantren tersebut untuk mencerdaskan umat dengan membekali para santri  dengan ilmu pengetahuan yang dapat memberikan manfaat bagi diri dan masyarakat demi perjuangan dakwah. Yaitu seperti latar belakang pesantren itu sendiri. Akan tetapi pesantren dikembangkan ke tingkat perguruan tinggi masih memerlukan pemikiran ulang dalam berbagi hal, termasuk dalam karakteristik ouput-nya, sehingga dapat dibedakan antara alumni perguruan tinggi pesantren dengan perguruan tinggi umum.

Pesantren dan Perguruan Tinggi

Pada hakikatnya dunia pesantren (kata pesantren mengandung unsur kata santri) membawa muatan kultural sendiri yaitu menggambarkan suatu pikiran yang maju dalam dunia pendidikan. Di sini santri diletakkan pada posisi sentral artinya kegiatan pondok terutama adalah kegiatan santri. Jarang pendidikan formal saat ini yang meletakkan murid pada posisi demikian. Sedang perguruan tinggi mengandung makna bahwa guru juga pada posisi sentral. Maka istilah perguruan tinggi pesantren dapat diartikan sebagai lembaga pendidikan tingkat universitas dimana bidang pengajaran (akademik), guru (profesor dan dosen) yang memiliki otoritas keilmuan diletakkan pada posisi sentral. Sedangkan dalam keseluruhan kegiatan di dalam asrama perguruan tinggi, termasuk di dalamnya pengembangan bakat, minat, dan pengabdian masyarakat, “santri mahasiswa” memiliki peran sentral. Sebab bagaimana halnya pesantren lembaga pendidikan ini diadakan juga untuk melayani santri-mahasiswa, oleh karena itu, wewenang dalam segala macam kegiatan diserahkan pengorganisasian dan pelaksanaannya pada mahasiswa di bawah pengawasan dan bimbingan dosen.

Keunggulan Universitas/Perguruan Tinggi Pesantren

Perguruan tinggi pesantren tidaklah sama dengan pesantren di perguruan tinggi atau perguruan tinggi di pesantren. Akan tetapi  perguruan tinggi pesantren dengan kata lain All in one Campus System atau Integrated System. Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi (Pembantu Rektor I Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor), menjelaskan bahwa perguruan tinggi pesantren adalah pengintegrasian nilai-nilai dan sistem yang ada di pesantren dengan pembelajaran di perguruan tinggi, sehingga nilai-nilai dan sistem yang ada di pesantren seperti Kyai atau rektor sebagai figur, Masjid sebagai pusat kegiatan serta asrama 24 jam terintergrasi dengan perguruan tinggi beserta fasilitasnya seperti perpustakaan, ruang kuliah, lapangan olahraga, kediaman dosen, dan lain-lain.  Berbeda halnya dengan pesantren diperguruan tinggi, dimana mereka hanya nyantri saat pagi hari sebelum jam kuliah dan malam hari sepulang kuliah, namun terlepas dari pesantren di jam-jam kuliah.

Di perguruan tinggi pesantren, para pelajar disebut mahasiswa santri, tidak ada dikotomi antara dirinya sebagai mahasiswa dan sebagai santri. Berbeda dengan pelajar pesantren perguruan tinggi, yang hanya menjadi santri saat pagi dan malam hari, sedangkan pada jam-jam kuliah menjadi mahasiswa.

Dengan sistem perguruan tinggi pesantren, menurut Dr. KH. Abdullah Syukri Zarkasyi (Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor), life skill atau mental attitude yang ada pada diri masing-masing, sehingga naluri ibadah thalabul ‘ilmi senantiasa terjaga.

Dalam perguruan tinggi pesantren, dosen-dosen berada di dalam lingkungan perguruan tinggi dan tinggal bersama mahasiswa santri. Interaksi antara dosen dan mahasiswa santri dapat berlangsung lebih intensif, diskusi antara mahasiswa santri dan dosen dapat berlangsung lebih sering dan dosen dapat menanamkan nilai-nilai keislaman dan keilmuan selama 24 jam, sehingga nilai-nilai tersebut dapat melekat lebih kuat di dalam diri para mahasiswa santri. Berbeda dengan apa yang terjadi di pesantren perguruan tinggi. Dosen dan mahasiswa tinggal terpisah, sehingga Kyai atau dosen yang mengajar di pesantren pun tidak dapat mengontrol santrinya selama 24 jam. Dengan sistem pendidikan yang integral inilah perguruan tinggi pesantren didesain untuk merealisasikan visi dan misinya untuk membentuk ulama yang intelek.

Selain itu, di perguruan tinggi pesantren, aktivitas-aktivitas seperti membaca, diskusi dan menulis dapat dilakukan secara lebih intensif. Hal ini dikarenakan seluruh mahasiswa santri beserta dosen tinggal dalam satu lingkungan, sehingga gerakan-gerakan ilmiah dapat berlangsung selama 24 jam dalam sehari. Halqah ilmiyah kerap diadakan, forum-forum kajian didirikan dengan bimbingan dosen terus berlangsung secara intens, sehingga perkembangan keilmuan para mahasiswa santri dapat terpantau dan berkembang secara maksimal.

Dengan melihat keunggulan-keunggulan tersebut, dapat kita lihat bahwa Mahasiswa intelek dapat lebih terakomodir dengan sistem perguruan tinggi pesantren. Menurut Dr. KH. Abdullah Syukri Zarkasyi, dapat tercapai dengan adanya uswah hasanah, pengarahan, pendekatan, motivasi, penugasan, pembekalan, evaluasi dan pembinaan lahir dan batin. Tanpa sistem pesantren, akan sulit untuk melaksanakan hal-hal tersebut secara maksimal, karena media-media yang menunjang kelancaran hal-hal tersebut tedapat di pesantren, baik yang bersifat kurikuler, intrakurikuler, maupun ekstrakurikuler.

Kesimpulan

Dapat dilihat dari uraian di atas, bahwa perguruan tinggi pesantren merupakan institusional yang sangat efektif dalam menanamkan jati diri penuntut ilmu (santri) secara kaffah. Karena aktivitas pendidikan dan pembelajaran yang kontinu sepanjang hari dengan berdasarkan konsep keikhlasan dan pengabdian terhadap ilmu secara integral.

Tentunya nilai-nilai Islam harus terus ditanamkan dan dikembangkan dalam bentuk aktivitas ilmiah dan ubudiah sebagai perwujudan dari karakteristik pesantren yang mementingkan akhlakul karimah dalam segala tindakannya.  Hal ini yang nantinya akan menjadi ciri seorang mahasiswa pesantren yang sebenarnya.

Daftar Pustaka

Diktat Opspek Institut Studi Islam Darussalam, 2011.

Daulay, Haidar Putra, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Tanpa Tahun ).

http://www.majalahgontor.net.

Ridwan, Nasir, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal, Pondok Pesantren di Tengah Arus Perubahan. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005).

Warta Dunia Pondok Modern Darussalam, Vol 66, (Darussalam Press, 2013).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun