Sesuatu yang terlihat kadang terlupakan apalagi yang tidak terlihat pasti terlupakan. Demikian halnya menulis. Apa yang tertulis tetap ada dan terkatakan itu menguap. Untuk memberi sejarah bahwa sesuatu itu pernah ada untuk itu menulis. Namun, menulis seperti apa yang mengingatkan setiap orang bahwa hal itu sungguh ada dan pernah ada.
Menulis menjadi bergairah dan tulisan itu menjadi menarik tergantung penulis. Hal ini butuh kreasi untuk menghadirkan ciri atau keunikan setiap penulis. Ada yang menulis dari apa yang di lihat. Ada yang menulis dari yang tidak kelihatan. Ada yang menulis dari hal yang terlupakan.
Dengan menulis apa yang terlupakan, penulis menghadirkan sesuatu hal baru. Dengan kata lain menulis sesuatu  yang belum pernah ditulis orang.  Tulisan menghadirkan sesuatu hal yang tenggelam.
Menulis sesuatu yang tidak dilihat. Dengan demikian penulis menghadirkan suatu pengetahuan baru Hal-hal terlupakan kadang dianggap tak berarti. Namun, dapat menjadi karya dengan keunikan dari penulis. Â Tulisan dengan menghadirkan hal-hal unik memiliki nilai plus tersendiri. Dan disini keunikan dari setiap penulis terbaca dari tulisan yang disajikan.
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terjadi pergeseran budaya. Pergeseran budaya di berbagai aspek kehidupan bangsa. Dengan ditemukannya sesuatu yang baru, maka budaya lama berangsur ditinggalkan. Sebab dipandang usang, kurang up to date dan tidak efektif.
Kecenderungan ini menimpa tradisi menulis. Â Menulis sebagai media untuk menyampaikan pesan, ide, dan pikiran kepada orang lain.
Orang mulai jarang menulis surat. Mereka tidak mengisi buku harian (diary), dan membuat rangkuman dan catatan. Orang jarang menulis untuk majalah dinding dan bersahabat pena. Orang jarang  menulis karya ilmiah dan segala sesuatu yang berhubungan dengan menulis.
Mereka lebih senang menggantikan peran menulis dalam berkomunikasi dan berbagi informasi. Â Sebagai contoh televisi, Video CD, internet, Hand Phone (HP) dan media mutakhir lainnya yang semakin diminati dibanding menulis dan membaca. Hampir semua orang dari berbagai kalangan usia. Mereka semua mengkonsumsi layanan yang disuguhkan media tersebut bahkan tanpa batas.
Di samping tersedianya kemudahan akses yang ditawarkan oleh media-media di atas, masyarakat zaman sekarang terbiasa dengan budaya instant, ingin cepat, murah, mudah dan hasilnya wah. Hal ini menyebabkan masyarakat kurang kreatif dan produktif. Sifat ini tanpa disadari mampu mematikan potensi yang ada pada diri.
Potensi menulis dan membaca seharusnya dikembangkan. Ketarampilan menulis adalah salah satunya. Kita kadang lupa. Kecanggihan media informasi dan komunikasi saat ini, justru semakin memudahkan orang untuk banyak menulis. Referensi untuk menulis tersedia tanpa batas.
Menulis sebenarnya bukan hal yang patut dilupakan. Menulis merupakan kemampuan yang dimiliki manusia. Dengan kemampuan yang dimilikinya, mereka dapat menciptakan karya bermanfaat. Menulis adalah awal dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini. Namun, fenomena yang berkembang saat ini, para pelajar, guru, dan sejumlah besar masyarakat kita masih jauh dari tradisi menulis.
Guru dan pelajar misalnya, selalu berkecimpung dalam dunia pendidikan yang begitu dekat dengan buku dan bahan bacaan. Mereka ternyata jarang meluangkan waktunya untuk menulis. Buktinya, keberadaan majalah dinding dan majalah sekolah kadang hanya diisi oleh segelintir pelajar saja. Sementara yang lainnya juga tidak punya kemauan untuk membaca.