Telah berminggu-minggu berjalan, wabah Corona di Indonesia tak kunjung usai juga. Bencana internasional yang lama-lama semakin serius dampaknya. Ditambah lagi dengan begitu banyak korban nyawa yang jumlahnya tak terkira. Di berbagai bidang merasakan akibat buruk dari wabah ini, termasuk dunia pendidikan.
Tanpa mengabaikan bangsa kita yang sedang berjuang hadapi wabah virus Covid-19, kali ini mencoba beranikan diri menyampaikan harapan-harapan kepada Bapak Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.
Memang perlu dimaklumi dan setuju dengan kebijakan-kebijakan yang telah diambil oleh pemerintah di masa adanya wabah Corona saat ini. Dan kini jadi ikut merenungkan sebegitu kompleksnya persoalan pendidikan sekarang ini.
Berbagai persoalan menyangkut karakter menjadi fokus kebijakan pendidikan saat ini. Dan ini tepat sekali dengan keprihatian-keprihatinan yang terjadi dimasyarakat, seperti : kebebasan yang melampaui batas generasi muda di media sosial hanya karena ingin viral dan terkenal, siswa sudah tidak menghormati bahkan melecehkan guru, serta kemerosotan etika dan moral lainnya.
Dalam Kurikulum Pendidikan 2013, berbagai usaha pendidikan diarahkan kepada pendidikan karakter sebagai yang utama. Beberapa 18 nilai karakter diberikan dan ditanamkan kepada peserta didik, yaitu : religius, jujur,toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/ komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab.
Pada masa-masa penanggulangan wabah Corona ini, jelas sekali situasi dan kondisi berbeda dengan hari-hari biasanya. Hampir sebagian besar orang saat ini mau tidak mau harus mentaati anjuran dan peraturan pemerintah demi keselamatan. Jika direnungkan sebenarnya ini juga merupakan bentuk pendidikan secara luas kepada masyarakat.
Mungkin benar ada ungkapan bahwa "mendidik adakalanya perlu memaksa agar dimengerti". Sementara saat ini yang memaksa bukan siapa-siapa lagi termasuk pemerintah, tapi keadaan nyata wabah Corona yang dialami bersama.
Sepertinya situasi dan kondisi ini bisa digunakan seefektif mungkin untuk pendidikan karakter. Dan berikut beberapa hal yang bisa menjadi perhatian, terkait pendidikan karakter dengan memanfaatkan momentum saat-saat ini.
Pertama, mengembangkan budaya baik
Ketidakpatuhan dan ketidaktaatan pada anjuran peraturan di berbagai bidang telah sering terjadi di dengan bermacam-macam bentuknya. Orang bisa melakukan itu kemungkinan karena kurangnya pemahaman dan kesadaran.
Termasuk seperti anjuran peduli kesehatan, rajin mencuci tangan pakai sabun, melanggar peraturan, tidak tertib lalu lintas, melanggar antrian dan banyak lainnya.