Mohon tunggu...
Yosh Widyawan
Yosh Widyawan Mohon Tunggu... Guru - 🇮🇩

☕ Sekedar penikmat rasa, kata dan makna📝

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rasanya Paskah di Tengah Wabah

10 April 2020   11:50 Diperbarui: 10 April 2020   12:15 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/pixabay.com

Dunia hingga kini masih disibukkan dengan berbagai upaya penanganan wabah virus Corona. Karena dampak Corona yang luar biasa, Gereja Katolik di seluruh dunia menganjurkan umat untuk tidak beribadah dengan berkumpul di gereja. Semua dianjurkan beribadah di rumah masing-masing, sampai situasi benar-benar membaik.

Ada salah satu cara agar umat dapat tetap beribadah, yaitu dengan mengikuti Perayaan Ekaristi secara online. Dengan tetap tinggal di rumah, umat mengikuti ibadah dengan live streaming melalui media sosial atau melihat tayangan televisi secara langsung sesuai jadwal. Dengan mengikuti berbagai petunjuk dan arahan dari Gereja, seluruh umat diharapkan dapat mengikuti ibadah yang tak biasa itu dengan baik.

Selain cara ibadah yang berbeda, sebagian besar Umat Katolik juga mengalami perasaan yang berbeda. Hal ini disampaikan oleh Uskup maupun Pastor dalam kotbahnya, ketika memimpin ibadah. 

Dari curahan hati beberapa umat yang sering berkomunikasi melalui media sosial, terungkap bahwa ada perasaan haru dan kerinduan mendalam bahkan tak sedikit yang menangis terbawa perasaan.Ketika sudah memasuki Tri Hari Suci (Kamis Putih, Jumat Agung dan Paskah), keharuan umat semakin bertambah karena masa mendekati puncak perayaan Paskah tidak dapat berkumpul bersama merayakan di gereja.

Apalagi dalam Bacaan Kitab Suci yang pertama pada Ibadah Kamis Putih dari Keluaran 12:1-8. 11-14, menceritakan tentang Tuhan yang berpesan kepada Musa dan Harun agar Bangsa Israel harus melakukan berbagai persiapan agar terhindar dari hukuman Tuhan. 

Yang membuat tertegun dan hati bergetar, dalam kisah ini ada perintah bagi Bangsa Israel agar tetap tinggal di rumah sampai masa Tuhan memusnahkan semua anak sulung, manusia maupun hewan dan atas semua dewa Mesir dijatuhkan hukuman berlalu. Kisah ini sungguh menjadi permenungan seiring adanya wabah Corona saat ini, sebenarnya ada apa dibalik kejadian memprihatinkan di dunia saat ini.

Dari berbagai pesan yang disampaikan Gereja Katolik melalui kotbah dalam ibadah online, seluruh umat diharapkan tidak melupakan pesan kemanusiaan. Momentum karantina mandiri hendaknya dimanfaatkan betul untuk mempererat ikatan kasih dalam keluarga masing-masing serta mengembangkan budaya kasih. 

Dalam situasi tak menentu ini, selain berhemat juga diharap berbagi berkat bagi orang lain. Hindari memborong atau menimbun sembako dan bahan kebutuhan lain, namun hendaknya mau berbagi dengan orang lain. Tidak mengucilkan pasien penderita Corona, justru sebaliknya menguatkan dan memberi perhatian sesuai kemampuan masing-masing. Tetap ikuti peraturan dan semua arahan dari pemerintah, agar wabah segera bisa ditanggulangi bersama.

Memaknai Paskah yang mengenang Peristiwa Kebangkitan Yesus Kristus dari wafat, semua diajak untuk bangkit dari segala keterpurukan akibat wabah Corona. Benih tanaman seringkali harus mati dulu, untuk dapat tumbuh bertunas dan berkembang. 

Waktu-waktu di rumah bisa menjadi masa Retret Agung Prapaskah, masa instrospeksi diri, menghentikan aktifitas kerja yang biasa dilakukan sementara waktu untuk mempersiapkan apa yang bisa dilakukan lebih baik ke depan. Semoga segera berakhirlah wabah Corona ini dan kita semua tetap sehat dan bersemangat.

Selamat Merayakan Paskah Bersama Keluarga. Salam Hangat ...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun