Mohon tunggu...
yosephine purwandani
yosephine purwandani Mohon Tunggu... Freelancer - karyawan swasta

Ibu dengan 3 anak Hobi : mendengarkan musik, koleksi perangko

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Antrian Panjang ATM

3 Maret 2023   13:28 Diperbarui: 3 Maret 2023   13:35 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Menjadi hal yang biasa kita melakukan transaksi dengan mesin ATM. Tidak semua suka dengan online ,tidak semua nyaman dan paham dengan transaksi non tunai. Sehingga mesin ATM masih menjadi pilihan yang nyaman digunakan oleh banyak orang, termasuk saya. Lika liku pengguna ATM tak jauh dari ketersediaan ATM yang tidak setiap tempat ada, biasanya ada dibeberapa minimarket tertentu, gedung sekolah, gedung layanan publik atau pom bensin (bila jarak jauh dengan bank yang bersangkutan), dan disitulah seninya. Sekali waktu tentu menjumpai yang namanya antrian. Berbagai karakter manusia akan kita jumpai dalam antrian ini. Ada berbagai karakter yang mungkin bisa dikategorisasikan sbb :

1. Karakter singkat dan cepat : dia akan menyiapkan kartu ATM bahkan sebelum mendekati antrian, supaya pengambilan cepat dan tidak menimbulkan antrian yang panjang. Tipe yang ini masih ada, namun tidak banyak.

2. Karakter transaksi banyak namun tau diri : dia ini memiliki beberapa transaksi di atm, namun karakter ini aware jika dibelakangnya ada antrian, dia akan menyelesaikan satu/dua transaksi, kemudian berpindah ke barisan belakang untuk memberi kesempatan yang lain dan dia antri lagi. Keren sekali, namun rupanya sudah sangat jarang tipe tipe ini.

3. Karakter gagap transaksi : nah tipe ini sebenarnya tidak bermaksud berlama-lama di atm, namun mungkin karena transaksi ATM ini belum familiar atau dipenuhi rasa grogi, sehingga biasanya menjadi sangat lama, biasanya tipe ini tidak datang sendiri, namun bersama kerabat atau teman atau apapun istilahnya itu. Sangat jarang sih tipe ini, tapi masih ada.

4.Karakter transaksi banyak dan tidak tau diri : tipe ini yang paling menyebalkan, daftar transaksinya banyak, namun dia menganggap mesin ATM adalah milik eyang buyutnya, lebih dari 3 transaksi dan entah kenapa sering menemui karakter ini pas antrian panjang, oh bisa jadi antrian panjang karena diciptakan manusia tipe ini. Dan sangat disayangkan tipe ini bisa dibilang tidak sedikit alias banyak.

Sejauh pengamatan saya, 4 karakter di atas yang teramati, mungkin masih ada yang lain?

Dari berbagai karakter di atas, tentunya bisa dengan jelas dinyatakan karakter mana yang sangat menyebalkan. Apakah ber-ATM pun ada adabnya? tentu iya. Bagaimana kita menghargai satu dengan yang lain, bahwa sarana dan prasarana milik umum itu harus menjadi milik umum bukan milik pribadi, maka selayaknya kita manusia berakal budi ini mampu mencerna bagaimana harus menyikapi dan bersikap dalam menggunakan sarana dan prasarana umum yang tersedia untuk kita gunakan bersama dengan orang lain. Bila tidak ada antrian silahkan saja bertransaksi panjang dan lama (seperti iklan jajanan anak anak), namun bila ada antrian gunakan hatimu untuk bersikap dan berfikir. Berilah kesempatan orang lain dan bila transaksimu belum selesai, bisa mengantri dari awal lagi. Hal-hal ini adalah hal kecil mungkin untuk sebagian banyak orang, tidak ada di pelajaran manapun yang menyatakan materi adab ber-ATM. Apakah harus ber ilmu tinggi untuk bisa memahami ini?  ilmu  dan pengetahuan yang tinggi itu tidak menjamin orang menjadi mengerti. Transaksi panjang tentunya duit nya banyak toh? bisa duit banyak darimana? usaha atau bisnis atau kerja toh? berarti bukan orang maaf "tidak berpendidikan" kan?tapi kenapa hal kecil itu tidak mengerti? Mari merenung dan ah anggap saja ini curahan hati karena temuan temuan ini tak hanya sekali dua kali. 

Salam sehat, semoga kita tidak menjadi karakter nomor 4 dalam ber-ATM.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun